Bagikan:

Australia Diambang Kekeringan

Laporan penelitian perubahan cuaca terbaru memprediksi penurunan curah hujan sebesar 40 persen di Australia bagian Selatan. Hal itu menyebabkan ibukota Australia Barat, Perth akan bergantung pada sumber air lain di masa depan.

INTERNASIONAL

Senin, 14 Jul 2014 15:01 WIB

Australia Diambang Kekeringan

australia, kekeringan

KBR – Laporan penelitian perubahan cuaca terbaru memprediksi penurunan curah hujan sebesar 40 persen di Australia bagian Selatan. Hal itu menyebabkan ibukota Australia Barat, Perth akan bergantung pada sumber air lain di masa depan.


Penelitian yang dilakukan oleh Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika menemukan bahwa penyebab penurunan curah hujan selama beberapa dekade terakhir adalah kegiatan manusia. Temuan yang dipublikasikan di jurnal Alam mengatakan peningkatan gas rumah kaca dan ozon di atmosfer Bumi menekan curah hujan.


Ilmuwan cuaca Universitas Melbourne, David Karoly mengatakan air hujan yang ada di waduk Perth telah berkurang sampai 75 persen selama 50 tahun terakhir.


“Satu-satunya cara bagi Perth untuk melanjutkan sebagai sebuah kota adalah dengan mencari sumber air lain karena penurunan curah hujan berikutnya tidak akan cukup menyediakan air bagi populasi mereka saat ini,” kata David.


Pemerintah Australia Barat telah membangun pabrik desalinasi untuk menghadapi penurunan curah hujan tapi hal tersebut hanya membuat dilema. Pabrik desalinasi membutuhkan banyak energi yang disebut listrik cair.


Namun tidak banyak energi di Australia Barat yang mampu menyalakan pabrik desalinasi. Jika mereka menyalakan dengan bahan bakar fosil hanya akan membuat masalah menjadi lebih buruk. Desalinasi adalah proses yang menghilangkan kadar garam berlebih dalam air untuk mendapatkan air yang dapat dikonsumsi. (the guardian) 


Editor: Antonius Eko 


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending