KBR68H – Kekerasan seksual yang terjadi selama aksi unjuk rasa di sekitar Lapangan Tahrir membuat kaum perempuan di Mesir takut untuk keluar rumah. Berdasarkan laporan dari Human Right Watch Group, selama empat hari pertama unjuk rasa telah terjadi kekerasan seksual terhadap 100 perempuan. Salah satu wartawati asal Belanda menjadi korban perkosaan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mengaku dirinya sebagai pejuang revolusi.
Aksi kekerasan seksual ini membuat Nashwa Youssef hanya bisa melihat perkembangan politik terakhir di negaranya melalui siaran televisi dan juga internet.
“Risikonya terlalu besar. Jadi yang saya lakukan hanya menonton TV dan surfing di internet,”kata Nashwa yang tempat tinggalnya hanya berjarak enam mil dari lapangan Tahrir, tempat para demonstran melakukan unjuk rasa.
Nashwa mengatakan, suaminya tiap hari pergi ke lapangan Tahrir untuk bergabung dengan para demonstran lainnya. Namun, sang suami tidak pernah mengizinkannya untuk ikut serta.
“Dia melarang saya ke lapangan Tahrir. Dia khawatir akan muncul kericuhan yang tidak diduga sehingga bisa membahayakan kaum perempuan,”kata Nasha.
Berdasarkan data terakhir, jumlah kasus kekerasan seksual selama unjuk rasa di lapangan Tahrir sudah mencapai 173 kasus. Namun, baru satu orang yang ditangkap polisi sebagai tersangka. Para pengunjuk rasa menuntun Presiden Mursi untuk turun dari jabatannya. Tuntutan tersebut membuahkan hasil dan Mursi saat ini menjadi tahanan rumah. (NBC)
Kekerasan Seksual Membuat Perempuan Mesir Takut Keluar Rumah
KBR68H

INTERNASIONAL
Rabu, 10 Jul 2013 09:16 WIB


perempuan mesir, kekerasan seksual, unjuk rasa, presiden mursi, takut keluar rumah
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai