Bagikan:

Hati-hati, Sayuran Ini Tidak Baik untuk Kesehatan

KBR68H - Berdasarkan salah satu penelitian, buah dan sayuran adalah dua komponen yang bertanggung jawab atas 46 persen kasus keracunan makanan.

INTERNASIONAL

Senin, 22 Jul 2013 14:27 WIB

Hati-hati, Sayuran Ini Tidak Baik untuk Kesehatan

sayuran, tidak baik, kesehatan, selada

KBR68H - Berdasarkan salah satu penelitian, buah dan sayuran adalah dua komponen yang bertanggung jawab atas 46 persen kasus keracunan makanan. Studi di US Centre for Disease Contro and Prevention mengungkapkan bahwa sayuran hijau, terutama selada dan bayam, adalah penyebab utamanya.

Disamping itu, daging dan hasil peternakan lainnya hanya 22 persen yang menyebabkan kasus keracunan makanan.

Studi tersebut mengungkapkan bahwa satu diantara enam orang setiap tahunnya di Amerika Serikat, sakit diakibatkan keracunan makanan. Hal tersebut setara dengan sembilan juta orang setiap tahunnya.

Mayoritas dari kasus tersebut disebabkan oleh sayuran hijau, sayuran hijau yang sudah dipotong dan dikemas dalam kemasan plastik.

Penyebabnya adalah produk-produk ini cenderung dimakan mentah. Berbeda dengan serangga di daging dan unggas yang kebanyakan orang berpikir menjadi penyebab terbesar keracunan makanan, biasanya akan mati ketika dimasak.

Doktor Michael Doyle, direktur keamanan makanan dari University of Georgia menjelaskan, selada sangat berbahaya seperti bakteria yang dapat terbentuk di dalam jaringan tanaman. Ini berarti ketika selada dicuci, maka bakteria tidak akan hilang.

Dia menambahkan, jika sayuran hijau dapat menyebabkan E.Coli, salmonella, dan listeria. Bakteri ini cenderung berasal dari hewan yang membawa mereka di dalam ususnya. Jika pupuk kandang masuk ke dalam tanah atau air, itu dapat mengkontaminasi sayuran.

Berdasarkan keterangan dari Doktor Doyle, satu-satunya cara untuk mencegah selada yang dapat menyebabkan keracunan makanan adalah memastikan jika petani melakukan sesuatu untuk membunuh bakteria di ladangnya setelah selada itu dipanen.

Dia percaya bahwa petani harus memakai obat pembasmi kuman untuk menghilangkan bakteri tersebut.”Biasanya para petani menggunakan klorin tetapi cara tersebut kurang efektif untuk membunuh bakteri” katanya. (Dailymail)

Editor: Doddy Rosadi

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending