KBR - Peru bakal membuka museum toleransi dan pendidikan sosial di Lima untuk mengenang para korban konflik yang terjadi dua dekade lalu. Konflik yang terjadi pada era 1980an dan 1990an menyebabkan puluhan ribu orang terbunuh dan ribuan lainnya menghilang.
Museum tersebut baru akan dibuka secara resmi pada akhir 2014, tapi pembukaan tak resmi sudah dilakukan bulan ini dengan menghadirkan acara musik, teater dan pameran fotografi.
Museum ini menjadi cara untuk mengingat tragedi yang memecah belah bangsa Peru, sekaligus sebagai pengingat agar peristiwa serupa tak terulang.
Peru pernah dilanda gelombang pembunuhan yang dilakukan kelompok pemberontak Shining Path dan aparat keamanan negara itu. Pendiri kelompok itu Abimael Guzman dan sebagian besar komandan senior berada dalam penjara namun sampai hari ini hanya beberapa anggota militer yang telah diadili.
Pada 2003, Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi memperkirakan 69.280 orang tewas antara 1980 dan 2000, 75% di antaranya adalah penduduk asli berbahasa Quechua, namun angka tersebut tetap menjadi sengketa. (the guardian)