Bagikan:

Di Jepang, Telfon Penipuan Keluarga Kena Musibah Menyasar Lansia

Pelaku yang tertangkap bisa dipenjara 20 tahun.

INTERNASIONAL

Jumat, 20 Jun 2014 13:56 WIB

Di Jepang, Telfon Penipuan Keluarga Kena Musibah Menyasar Lansia

Jepang, telfon penipuan

KBR, Jakarta – Pernah menerima telfon penipuan yang mengabarkan kalau anggota keluarga Anda kecelakaan, lalu butuh uang segera untuk biaya rumah sakit? Di Indonesia, ini sudah bukan hal yang baru. Tapi di Jepang, tindakan kriminal ini merupakan persoalan serius mengingat Jepang dikenal sebagai salah satu negara teraman di dunia. Pelaku yang berhasil ditangkap pun dihukum 20 tahun penjara. 


Tahun lalu, uang sebesar Rp 6 triliun berhasil digasak lewat 12 ribuan kasus penipuan ini. Di Jepang, kasus ini disebut ‘ore-ore’ atau “Ini aku!” karena itulah yang biasanya dikatakan si penipu di ujung telfon, ketika mengaku sebagai anggota keluarga yang kena musibah. Yang jadi sasaran empuk penipuan ini adalah para lansia. Setiap hari, polisi mencatat ada 30-an lansia yang menguras tabungan mereka karena jadi korban penipuan semacam ini. 


Pekan lalu, Kepolisian Chiba menerima laporan dari seorang lansia berusia 87 tahun yang kehilangan uang lebih dari 800 juta rupiah. Ia mengaku menerima telepon dari seseorang yang mengaku sebagai anaknya dan meminta bantuan karena menghilangkan cek milik kantor. Ini hanya salah satu modus. Cerita palsu lain yang disampaikan si penipu bisa soal kecelakaan sampai mengaku pacarnya hamil. Yang jelas, mereka memanipulasi emosi dan niat baik dari orang tua.


Saking seriusnya persoalan ini, di Jepang dibentuk tim khusus untuk menangani kasus penipuan. Menurut Inspektur Ryuji Hatayama, kepala tim khusus itu, ini sudah menjadi sebuah kejahatan yang terorganisir. Akibatnya, sulit untuk menangkap dalang dari sindikat penipu ini. Polisi juga mensinyalir kalau aksi kriminalitas ini sudah melahirkan generasi penjahat baru. Kepolisian sempat juga menangkap mahasiswa dan siswa SMA yang menipu lansia, meski sebelumnya mereka tak pernah terlibat tindak criminal sama sekali. 


Sampai saat ini, polisi telah menangkap 1.200 pelaku. Salah satunya adalah pemimpin kelompok Yakuza  yang diduga telah mencuri Rp 6 milyar. Juga ada tiga orang pelajar yang diciduk setelah berusaha mendapatkan Rp 120 juta dari pasangan lansia.


Untuk menanggulangi masalah ini, polisi dan para relawan mengedukasi masyarakat lewat kampanye pendidikan nasional dan membagikan selebaran di pusat perbelanjaan dan stasiun. Para lansia yang menerima telfon mencurigakan seperti ini juga diminta untuk memeriksa identitas penelepon yang  meminta uang. Karyawan bank ikut dilibatkan dalam kampanye ini, supaya tak mudah begitu saja meloloskan transfer dana yang diminta oleh lansia karena khawatir si lansia jadi korban penipuan. (ABC, Japan Times) 


Editor: Citra Dyah Prastuti 


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending