KBR68H, Washington - Sebuah studi baru Bank Dunia mengatakan tren pemanasan bumi saat ini bisa memundurkan pembangunan beberapa dekade dan memperparah kemiskinan di beberapa kawasan termiskin di Asia Selatan, Asia Tenggara dan Sub-Sahara Afrika. Penelitian itu mengimbau tindakan mendesak untuk mengatasi pemanasan global.
Dari menurunnya produksi pangan sampai kekurangan air, gelombang panas lebih ekstrim sampai banjir, gambaran yang ditampilkan oleh laporan Bank Dunia itu muram.
Laporan berjudul “Turn Down Heat” atau turunkan panas itu menindaklanjuti studi sebelumnya yang menyatakan bumi bisa lebih panas sampai dua derajat Celcius dalam satu generasi, dan sampai empat derajat Celcius pada akhir abad ini jika tidak diambil tindakan untuk mengurangi emisi karbon. Suhu saat ini adalah 0,8 derajat celcius di atas tingkat rata-rata pra-industri.
Laporan ini berfokus pada dampak pemanasan di kawasan-kawasan yang akan terkena paling parah, yakni Asia Selatan, Asia Tenggara dan Sub-Sahara Afrika.
Di Asia Selatan, musim hujan akan menjadi sulit diramal dan kawasan itu bisa menderita kekeringan lebih ekstrim dan banjir. Air di daerah-daerah aliran sungai utama seperti Indus dan Gangga akan terus berkurang, sehingga berdampak pada ketahanan pangan bagi sekitar 63 juta orang. Kota-kota pesisir seperti Kolkata dan Mumbai serta Bangladesh merupakan tempat-tempat yang berpotensi terancam banjir karena naiknya permukaan air sungai dan laut.
Di seluruh Asia Tenggara naiknya permukaan air laut, siklon tropis yang lebih kuat dan hilangnya ekosistem laut akan berdampak negatif pada kehidupan di pedesaan.
Direktur Bank Dunia untuk India, Onno Ruhl, mengatakan orang miskin akan terkena dampak pemanasan global paling parah.
"Hal yang nyata bagi kita adalah orang miskin lebih rentan dari orang yang tidak begitu miskin hanya karena mereka kurang mampu melindungi diri mereka sendiri ... Itu adalah bagian kisah yang menyedihkan, yang paling rentan akan terkena paling parah."katanya.
Bank Dunia mendesak warga dan pemerintah di seluruh dunia agar membuat semua pilihan melalui "kacamata iklim" dan bekerja ke arah tercapainya sasaran pengurangan emisi karbon nasional yang agresif.
Para pejabat mengatakan, individu, misalnya, hendaknya membeli peralatan elektronik yang paling hemat energi, bukan yang kelihatan “mentereng.”
Ruhl mengatakan perubahan iklim letaknya semakin tinggi pada daftar prioritas para pembuat kebijakan di India dan negara-negara lain, tetapi masih banyak yang mesti dilakukan. (VOA)
Editor: Doddy Rosadi
Warga Miskin Terkena Dampak Pemanasan Global Paling Parah
KBR68H, Washington - Sebuah studi baru Bank Dunia mengatakan tren pemanasan bumi saat ini bisa memundurkan pembangunan beberapa dekade dan memperparah kemiskinan di beberapa kawasan termiskin di Asia Selatan, Asia Tenggara dan Sub-Sahara Afrika.

INTERNASIONAL
Kamis, 20 Jun 2013 09:18 WIB


pemanasan global, bank dunia, dampak, warga miskin
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai