KBR68H, Jakarta - Pemerintah dinilai lamban mengurus puluhan TKI yang ditangkap aparat keamanan Arab Saudi sehari setelah kerusuhan di kantor Konsulat Jenderal di Jeddah. Salah seorang TKI Riska mengatakan, dirinya sempat menghubungi Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI) untuk mengurus pembebasan suaminya, namun tidak direspon. Padahal, Riska mengaku, suaminya merupakan korban salah tangkap yang tidak terlibat dalam aksi pembakaran di area kantor KJRI.
"Soalnya dia tidak bersalah, dia kan ga tau apa-apa soal pembakaran. (tapi saat kejadian dia ada di TKP?) ga, di rumah. Ini memang yang dari mana-mana juga ditangkapin. Ada yang dari Mekkah, Madinah juga ditangkap dan kebanyakan tidak terlibat pembakaran. Ini aparat keamanannya gak hati-hati dalam menangkap," kata Riska saat dihubungi KBR68H.
Akhir pekan lalu, seribuan TKI mengamuk di kantor Konsulat RI di Jeddah, Saudi Arabia. Mereka kesal lantaran pelayanan pemutihan dokumen keimigrasian lamban. MIgrant Care menyebut hingga kini dua orang TKI meninggal.
Keduanya adalah Marwah binti Hasan asal Bangkalan dan Muroh asal Nusa Tenggara Barat. Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Gatot Abdullah Mansyur belum memastikan apakah penangkapan tersebut terkait aksi pembakaran atau karena mereka termasuk kategori TKI yang izin tinggalnya sudah kadaluwarsa.
Editor: Doddy Rosadi
Riska: Suami Saya Tidak Terlibat Pembakaran Kantor KJRI Jeddah
KBR68H, Jakarta - Pemerintah dinilai lamban mengurus puluhan TKI yang ditangkap aparat keamanan Arab Saudi sehari setelah kerusuhan di kantor Konsulat Jenderal di Jeddah.

INTERNASIONAL
Rabu, 12 Jun 2013 14:55 WIB


KJRI Jeddah, aksi pembakaran, TKI, penangkapan
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai