KBR68H - Sebuah retakan baru di kerak bumi diyakini akan melenyapkan Samudera Atlantik, dan menarik daratan Amerika Utara dan Eropa menjadi satu.
Bersatunya daratan Amerika Utara dan Eropa, akan membentuk benua baru super (supercontinent). Para ahli kemudian menyebutnya sebagai Pangea Ultima (Bumi Masa Depan) atau Pangea Proxima.
Pangea merupakan benua raksasa yang terbentuk pada akhir era Paleozotikum dan awal Mesozotikum, sekitar 300 juta tahun lalu.
Jika benar begitu, di era masa depan dunia akan menjadi sempit dan dekat. Benar-benar dekat dalam pengertian jarak satu benua ke benua lain, bukan sekadar dekat dalam telekomunikasi.
Namun kita harus bersabar, karena Pangea Ultima diperkirakan baru akan terjadi sekitar 220 juta tahun lagi.
Proses Pembentukan Pangea Baru
Para peneliti baru saja meneliti peta baru dasar laut lepas pantai wilayah Iberia di kawasan barat daya Eropa. Kawasan Iberia ini mencakup wilayah Portugal dan Spanyol.
Dalam peta baru itu ditemukan terjadinya kelahiran zona subduksi baru, atau zona pertemuan dua lempeng bumi.
Subduksi juga diartikan pertemuan lempeng samudera dengan lempeng benua, dimana lempeng samudera menghunjam atau melipat ke bawah lempeng benua. Lempeng yang lebih berat akan berada di bawah lempeng yang lebih ringan.
Temuan adanya zona subduksi baru ini dipublikasikan 6 Juni lalu di jurnal Geology. Para ahli menilai, zona subduksi ini bisa menjadi awal dari sikus bersatunya benua-benua, menjadi satu benua besar yang disebut Benua Besar (supercontinent), dan menghilangkan samudera Atlantik.
Sepanjang sejarah terbentuknya bumi, demikian para ahli, sudah terjadi beberapa kali siklus putaran berupa terpecahnya satu benua menjadi beberapa benua, lalu benua-benua yang ada bersatu menjadi benua super. Sedikitnya selama empat miliar tahun usia bumi, siklus itu sudah terjadi tiga kali.
Dalam kajian penelitian yang ditulis ilmuwan Joao Duarte, di masa depan Bumi akan kembali terlihat seperti benua Pangea.
Meleburnya beberapa benua menjadi 'Pangea' baru diperkirakan baru akan terjadi sekitar 200 juta tahun mendatang.
Ditemukan Zona Subduksi Baru
Dari temuan para peneliti, informasi baru adalah bahwa zona subduksi baru itu terletak di Samudera Atlantik, sekitar 200 kilometer arah selatan Portugal. Zona subduksi ini sebenarnya merupakan celah baru yang dibentuk dari lempeng Eurasia.
Lempeng Eurasia merupakan satu dari sekian banyak lempeng tektonik yang membentuk kerak bumi. Lempeng Eurasia meliputi seluruh wilayah Eropa dan sebagian besar wilayah Asia.
Dalam kasus ini, lempeng Eurasia terpecah menjadi dua. Ilmuwan menduga, lempengan ini terjadi selah kawasan dekat Portugal diguncang gempa kuat beberapa kali---termasuk gempa berkekuatan 8,7 Skala Richter pada 1755 yang menghancurkan kota Lisbon.
Selama 20 tahun lebih, para peneliti dari berbagai negara membentuk tim untuk meneliti peta dasar samudera---untuk mencari bukti bahwa telah terbentuk zona subduksi baru. Peneliti Joao Duarte kemudian menyatukan data-data dari berbagai wilayah itu dan mengkombinasikan menjadi satu peta dasar laut. Dari situlah ditemukan bukti bahwa di dasar laut lepas pantai Iberia benar-benar telah terjadi retakan, dan zona subduksi baru mulai terbentuk.
"Ini belum benar-benar berbentuk subduksi, tapi bari benih zona subduksi," kata Duarte.
Tim peneliti mengindikasikan bahwa lempeng bumi Eurasia mungkin akan benar-benar terbagi dua, antara bagian samudera dan bagian daratan/benua. Jika benar-benar ini terjadi, maka pecahan lempeng bagian samudera yang terbuat dari bebatuan padat akan menusuk ke bawah lempeng daratan. Ini akan menyebabkan Samudera Atlantik menyusut dan menarik kawasan Amerika Utara. Sehingga kawasan Amerika Utara dan Iberia akan mendekat.
Kajian peneliti juga mengindikasikan bahwa aktivitas geologi di kawasan itu juga bisa menarik dan mendekatkan benua Afrika dan kawasan Iberia sehingga Laut Mediterania akan hilang.
"Setelah itu, Amerika Utara dan Iberia akan bersatu kembali, dan pertemuan dua wilayah itu bisa memunculkan satu jalur pegunungan baru mirip seperti Pegunungan Himalaya," kata Duarte.
Penelitian para ahli itu masih terus berlanjut untuk mengetahui lebih lengkap lagi data perkembangan yang ada di lapisan kerak Bumi, dan penyelidikan seputar pembentukan zona subduksi baru.
Siklus Pita Magnetik
Ratusan juta tahun lalu, pulau-pulau yang kita kenal sekarang merupakan satu bentuk benua raksasa (supercontinent) yang disebut Pangea (bahasa Yunani yang berartu bumi utuh).
Sekitar 50 tahun lalu para ilmuwan menemukan adanya pola aneh mirip pita rekat magnetik di dasar samudera. Medan magnetik di bebatuan di dasar laut justru menunjukkan arah sebaliknya. Saat itu menjadi topik pembahasan kontroversi, namun kemudian mengantarkan pada kajian tentang fenomena pergerakan dasar laut dan pergerakan benua. (National Geographic/The Guardian/Wired)
Video Simulasi Pembentukan Pangea Ultima (Bumi Masa Depan)