KBR68H – Salah satu ajang peragaan busana terbesar di Afrika yaitu Dakar Fashion Week kembali digelar di Senegal. Ajang yang berlangsung selama enam hari ini melakukan kampanye menentang penggunaan krim pemutih kulit. Para model yang terlibat dalam Dakar Fashion Week 2013 tidak diperbolehkan untuk menggunakan krim pemutih kulit selama acara itu berlangsung.
"Saya mencoba mengajarkan mereka untuk menyukai diri mereka sendiri," kata pemrakarsa Dakar Fashion Week 2013, Adama Ndiaye saat memilih model yang memiliki warna kulit asli.
Sebuah surat kabar lokal, Sud Quotidian, mengklaim lebih dari 60 persen perempuan Senegal menggunakan produk pemutih kulit tanpa alasan medis. Perempuan dari berbagai kalangan terlihat memiliki bercak hitam-putih di lengan dan wajah mereka, sebagai efek jangka panjang pemakaian krim. Penggunaan krim itu juga berpotensi menimbulkan kanker kulit.
Koleksi busana yang ditampilkan Dakar Fashion Week tahun ini juga menekankan desain ramping minimalis, dengan warna dasar alami dan hitam, untuk mendukung kampanye anti pemutihan kulit.
Sophie Nzinga Sy, seorang perancang Afrika yang belajar di Parsons School of Design di New York, mengaku kesal melihat billboard besar yang mempromosikan produk pencerah kulit di seluruh Dakar.
"Itu konyol, kulit kami adalah sesuatu yang kita harus dihargai,” kata Sophie. (VOA)
Editor: Doddy Rosadi
Dakar Fashion Week Larang Penggunaan Krim Pemutih Kulit
KBR68H

INTERNASIONAL
Rabu, 26 Jun 2013 12:49 WIB


dakar fashion week, krim pemutih kulit, senegal
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai