Bagikan:

Ayah Muda di Amerika Semakin Terlibat dalam Pekerjaan Rumah Tangga

KBR68H, Washington - Bagi para calon orangtua baru, merawat bayi tanpa pengalaman dan bantuan siapa-siapa memang mengkhawatirkan.

INTERNASIONAL

Jumat, 14 Jun 2013 07:59 WIB

Author

Eva Mazrieva

Ayah Muda di Amerika Semakin Terlibat dalam Pekerjaan Rumah Tangga

ayah muda, amerika, pekerjaan rumah tangga, istri bekerja

KBR68H, Washington - Bagi para calon orangtua baru, merawat bayi tanpa pengalaman dan bantuan siapa-siapa memang mengkhawatirkan. Apalagi ketika masa cuti melahirkan habis, dan sudah waktunya ibu kembali ke kantor. Tapi itu semua bisa teratasi dengan pembagian tugas rumah tangga yang merata antara isteri dan suami.

Ketika mengandung bayi kembar, Laura Radocaj dari negara bagian Florida, Amerika Serikat diperingatkan oleh banyak orang bahwa kehidupan sebagai ibu akan jauh lebih sulit dari yang dibayangkan, apalagi ia berencana untuk mulai bekerja lagi ketika anak kembarnya masih bayi. Tapi kenyataannya justru kebalikannya. Perempuan 28 tahun itu mengatakan kepada AP transisi yang dialaminya sangat mudah.

Jadi apa rahasianya? Suaminya, Marco, juga meluangkan waktu yang sama banyaknya dengan isterinya untuk merawat anak dan melakukan pekerjaan rumah tangga, meskipun ia bekerja penuh waktu.

Sekarang ini memang semakin banyak ayah-ayah muda yang melakukan lebih banyak pekerjaan rumah tangga. Mulai dari mengemas bekal makan siang, mencuci pakaian, sampai bangun tengah malam untuk memberi susu kepada bayi mereka.

Sebagian alasan mengapa para ayah lebih tangkas di rumah mungkin karena lebih banyak perempuan yang bekerja. Sebuah studi dari Pusat Riset Pew bulan ini mendapati bahwa ibu merupakan pencari nafkah dalam 40 persen keluarga Amerika.

Pada waktu yang sama, ayah rumah tangga jumlahnya naik dua kali lipat dibanding 10 tahun lalu – meskipun jumlahnya masih sedikit yaitu 176,000. Menurut sensus Amerika, dalam duapertiga pasangan menikah yang memiliki anak dibawah usia 18 tahun, kedua orangtuanya bekerja.

Dengan semakin banyaknya ibu bekerja, dan kontribusi finansialnya menjadi lebih besar, merekapun cenderung melakukan lebih sedikit pekerjaan rumah tangga. Sebuah studi Pew yang dirilis bulan Maret menunjukkan bahwa sejak 1965, waktu yang diluangkan para ayah untuk melakukan pekerjaan rumah tangga, jumlahnya meningkat dari empat jam menjadi 10 jam seminggu.

Perempuan masih melakukan bagian lebih banyak, tapi dengan bertambahnya pekerjaan rumah tangga yang dilakukan para ayah, porsi ibu pun berkurang; dari 32 jam seminggu menjadi 18 saja. Studi Pew itu menambahkan, sejak tahun 1965, para ayah juga telah menambah tiga kali lipat waktu yang mereka luangkan bersama anak mereka, meskipun secara keseluruhan, para ibu masih meluangkan waktu lebih lama dengan anak-anak.

Jay Fagan, profesor sosiologi Universitas Temple di Philadelphia dan editor jurnal akademis Fathering, mengatakan kepada AP, perubahan ini masuk akal: “Ketika ibu bekerja penuh-waktu, ia tidak mungkin bisa melakukan segalanya.”

Fagan menambahkan, “tidak bisa dipungkiri bahwa ayah-ayah muda semakin terlibat dalam urusan rumah tangga, bukan hanya soal waktu yang mereka luangkan dengan anak-anak, tapi juga merupakan bagian dari identitas personal mereka. (VOA)

Editor: Doddy Rosadi

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending