Anak yang Kehilangan Tangan Bisa Dicangkok

KBR68H-  Sebuah rumah sakit Boston memulai program transplantasi tangan pertama di dunia untuk anak-anak. Dokter menyatakan setelah tangan, tidak lama lagi transplantasi wajah dan operasi radikal lainnya juga dilakukan untuk meningkatkan penampilan dan kualitas hidup yang ditawarkan kepada anak-anak.

Lebih dari 70 tangan dan setidaknya 20 wajah telah ditransplantasikan pada orang dewasa, dan dokter memastikan operasi ini cukup aman untuk anak-anak.

"Kami merasa bahwa ini dibenarkan. Dibandingkan orang dewasa, saraf mereka lebih cepat tumbuh," kata Amir Taghinia, salah satu dokter yang menangani program ini.

Rumah Sakit Anak Boston berencana untuk menangani kasus pertama anak yang kehilangan kedua tangannya.

"Beberapa dari mereka tidak bisa makan sendiri, mereka tidak bisa pergi ke kamar mandi, seseorang perlu untuk membantu mereka di hampir setiap kegiatan," kata Taghinia.

Rumah sakit akan menutupi biaya operasi dan perawatan selama tiga bulan sesudahnya, kemudian meminta perusahaan asuransi untuk membayar proses selanjutnya.

Hanya satu transplantasi tangan diketahui telah dilakukan pada anak di Malaysia pada tahun 2000, dimana donornya adalah kembarannya yang meninggal saat lahir.

Meski dinyatkan aman untuk anak, namun risiko utama dalam transplantasi tangan adalah obat penekan rasa sakit yang membawa efek samping dan dapat meningkatkan risiko kanker dalam jangka panjang. Untuk itu, pihak keluarga disarankan untuk mempertimbangkan risiko yang terjadi, sebelum memutuskan menyetujui transplantasi.

Beberapa anak-anak mungkin menjadi kandidat program ini, adalah mereka yang lahir tanpa tangan, anak-anak yang kehilangan tangan akibat kecelakaan dan anak-anak dengan infeksi yang mengharuskan tangannya diamputasi.

Kualitas hidup merupakan perhatian utama bagi mereka yang kehilangan lengan dan tangan. Pada Desember, dokter di Rumah Sakit Johns Hopkins di Baltimore melakukan transplantasi lengan bagi bekas tentara Brendan Marrocco, yang kehilangan anggota badannya saat bertugas di Irak. (AP)