KBR68H - Rakyat Irak mengabaikan ancaman kekerasan dan datang memberikan suara dalam pemilihan umum pertama negara itu sejak pasukan Amerika mundur tahun 2011.
TPS-TPS dibuka dengan pengamanan ketat bagi para pemilih yang memberikan suara untuk sekitar 9.000 calon yang memperebutkan 328 kursi parlemen.
Meski jumlah polisi yang digelar sangat besar dan ada larangan berkendara di Bagdad, aksi kekerasan terkait pemilu telah mengakibatkan setidaknya 12 orang tewas di seluruh Irak.
Para pejabat keamanan melaporkan sejumlah bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri yang menarget pemilih dan TPS di bagian utara dan barat negara itu.
Meski ada kekerasan, banyak warga Irak bertekad untuk memberikan suara. Sebagian berharap akan ada pemerintahan baru yang akan membawa perubahan bagi generasi mendatang, sedangkan lainnya mendukung Perdana Menteri Nouri al-Maliki.
Maliki, yang mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga, yakin ia akan menang.
Aliansi Negara Hukum beraliran Syiah yang dipimpin Maliki diperkirakan akan meraih kursi terbanyak tetapi tidak mencapai mayoritas.(VOA)
Editor: Citra Dyah Prastuti