KBR, Thailand - Pemerintah Thailand kembali menunda keputusan terakhir tentang waktu pemilihan umum diadakan. Sebab kelompok anti pemerintah terus memprotes.
Ini menyusul insiden pelemparan granat dan penembakan di tengah demonstrasi anti pemerintah Kamis kemarin. Peristiwa itu menewaskan setidak-tidaknya tiga orang.
Militer Thailand umumnya tidak campur dalam kemacetan politik yang terjadi. Tetapi hari Kamis panglima militer mengutuk kekerasan terbaru dan memperingatkan militer akan mengambil tindakan untuk memelihara hukum dan ketertiban jika kekerasan berlanjut.
Usaha menyelesaikan konfrontasi antara kedua kubu pro dan kontra pemerintah dengan pemilihan umum baru mengalami kemunduran tatkala kubu anti pemerintah mengepung satu pangkalan Angkatan Udara tempat kabinet dan Komisi Pemilihan mengadakan rapat.
Penjabat perdana menteri Niwatthamrong Bunsongphaisan bersama pejabat lain pemerintah terpaksa menyelamatkan diri dari tempat rapat karena pemerotes mengganggu jalannya pembicaraan sehingga rapat membahas bisa atau tidak pemilihan umum diadakan tanggal 20 Juli mendadak terhenti.
Penjabat perdana menteri kemudian digantikan pemimpin kubu anti pemerintah dan bekas anggota Parlemen Suthep Thangsuban melakukan pembicaraan dengan Komisi Pemilihan.
Pakar ilmu politik Universitas Chulalongkorn, Thitinan Pongsudhirak mengatakan tidak ada kemungkinan pembicaraan itu dapat menyelesaikan krisis politik sekarang mengingat perbedaan pandangan antara kedua kubu sangat besar.
Editor: Pebriansyah Ariefana