KBR, Washington - Juru bicara pemerintah Rusia merinci syarat-syarat sebelum pemilihan presiden di Ukraina dilaksanakan. Hal ini disampaikan beberapa jam setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mendesak separatis pro-Rusia di Ukraina timur agar menunda referendum pemisahan diri.
Jurubicara Putin, Dmitry Peskov mengatakan jika para pendukung federalisasi di Ukraina timur menuruti permintaan Putin agar menunda referendum itu dan Ukraina menghentikan operasi militer terhadap militan pro-Rusia lalu memulai dialog, maka pemilu presiden Ukraina yang dijadwalkan tanggal 25 Mei bisa dilangsungkan secara sah.
Peskov menambahkan Rusia tidak akan bernegosiasi dengan pihak berwenang Ukraina, dan usul Putin agar menunda referendum bukanlah demi pemerintah Ukraina melainkan demi semua rakyat Ukraina.
Sebelumnya hari Rabu, Putin mendesak separatis pro-Rusia di Ukraina timur agar menunda referendum pemisahan diri dan mengatakan hal itu demi menciptakan kondisi yang diperlukan untuk berdialog dengan pemerintah Ukraina.
Perdana Menteri Ukraina Arseniy Yatsenyuk menyebut himbauan Putin agar menunda referendum itu sebagai omong kosong.
Putin menyerukan agar penguasa Ukraina segera menghentikan yang disebutnya operasi militer dan penghukuman di Ukraina tenggara. Putin juga berkeras pasukan militer Rusia telah ditarik mundur dari perbatasan dengan Ukraina.
Namun, Gedung Putih hari Rabu menyatakan belum ada bukti yang menunjukkan penarikan mundur. Seorang pejabat NATO juga mengatakan kepada VOA bahwa aliansi militer Barat itu belum melihat indikasi perubahan posisi pasukan militer Rusia di sepanjang perbatasan dengan Ukraina. (VOA)
Editor: Antonius Eko