Bagikan:

2,7 Miliar Orang Tinggal di Negara yang Kriminalkan Homoseksual

Tidak ada satu negara pun yang memberikan hak hukum setara bagi kelompok LGBT.

INTERNASIONAL | BERITA

Jumat, 16 Mei 2014 23:58 WIB

2,7 Miliar Orang Tinggal di Negara yang Kriminalkan Homoseksual

KBR – Tanggal 17 Mei diperingati sebagai Hari Anti Homophobia Internasional. Sejak 2002, sejumlah negara sepakat untuk memperingatinya sebagai bagian dari upaya perlindungan kelompok homoseksual dari perilaku diskriminatif. Sampai saat ini, kelompok homoseksual dan LGBT pada umumnya masih sering dianggap sebagai ‘sampah masyarakat’. 

Data dari International Lesbian and Gay Association (ILGA) tahun in imenyoroti soal diskriminasi yang dihadapi gay di seluruh dunia. Hasilnya mencengangkan: tidak ada satu pun negara di mana orang-orang LGBT bisa menikmati hak hukum yang sama dengan mereka yang heteroseksual. 

Ada lima negara yang masih memberlakukan hukuman mati bagi homoseksual, yaitu Iran, Mauritania, Arab Saudi, Sudan dan Yaman. Sementara itu 71 negara lainnya menghukum pasangan homoseksual dengan penjara atau cambuk. Jika ditotal maka ada sekitar 2,79 miliar orang yang hidup dengan kondisi menjadi gay bisa membuat seseorang masuk penjara atau mati. 

Tapi data terbaru ini juga membawa hal positif, yaitu hasil yang sudah dicapai kelompok yang fokus pada perlindungan LGBT. Sekitar 1,3 miliar orang tinggal di negara dengan perlindungan dari diskriminasi bagi LGBT, sementara 780 juta lainnya tinggal di negara yang mengakui perkawinan sejenis. Sementara itu ada satu miliar orang yang tinggal di negara yang melarang diskriminasi terhadap LGBT di tempat kerja. 

Direktur eksekutif ILGA Renato Sabbadini mengatakan hasil riset ini memperlihatkan sejumlah kemajuan dan kemunduran dari kehidupan sehari-hari kelompok LGBT di seluruh dunia. Uganda, misalnya, memberlakukan hukuman bagi mereka yang dituding punya hubungan sejenis, sementara Rusia mengeluarkan aturan antigay yang dikecam seluruh dunia.  Belum lagi Brunei dengan hukum syariahnya yang mengkriminalkan homoseksual.  

Namun hasil riset ini juga dikritik oleh All Out, sebuah kampanye global untuk hak-hak LGBT. Menurut Direktur Eksekutif All Out Andre Banks mengatakan riset dari ILGA ini terlalu menekankan pada kesulitan yang dihadapi orang LGBT di seluruh dunia. 

“All Out menghubungkan jutaan orang ke sebuah gerakan global untuk cinta dan kesetaraan. Semakin banyak dari kami yang bicara, maka teman, keluarga dan kelak pemerintahan kami akan ikut bergabung dalam gerakan ini,” kata Andre. 

Dan ini juga yang akan digaungkan terus menerus. “Ini akan mendobrakkan perubahan di kebudayaan dan aturan hukum kita untuk menjamin perlindungan terhadap semua orang, terlepas dari di mana, siapa kita dan siapa yang kita cintai.” (Guardian) 


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending