KBR68H, Washington - Puluhan ribu pekerja kembali bekerja di pabrik-pabrik tekstil di ibukota Bangladesh, seminggu setelah ambruknya sebuah kompleks pabrik yang menewaskan lebih dari 420 orang.
Sementara itu para petugas penyelamat masih berupaya menemukan mayat-mayat pekerja yang tewas dari reruntuhan kompleks pabrik yang ambruk pada 24 April lalu. Lebih dari dua ribu orang berhasil diselamatkan dan sekitar 150 lainnya belum diketahui nasibnya
Sewaktu warga Bangladesh memakamkan korban yang tewas, Wakil Presiden Asosiasi Pepabrikan dan Eksportir Garmen Bangladesh Shahidullah Azim memberitahu VOA, lembagaya kini bekerjasama dengan otorita bangunan dan mengambil seluruh langkah yang diperlukan guna mencegah tragedi serupa di masa depan.
“Kami memiliki tim bersama yang akan memeriksa pabrik-pabrik yang diduga temboknya retak-retak atau apapun. Jika kami menerima informasi apapun tentang dugaan masalah infrastruktur tersebut, kami akan segera bergerak dan membuat laporan”kata Azim.
Para pekerja garmen dan aktivis mengatakan mereka telah mendengar janji-janji seperti ini sebelumnya. Baru enam bulan lalu, lebih dari 100 orang tewas dalam kebakaran sebuah pabrik tekstil di Dhaka, dimana banyak pekerja terpaksa melompat keluar dari jendela untuk menyelamatkan diri.
Alonzo Suson dari Pusat Solidaritas Pekerja Bangladesh mengatakan ia tidak yakin bahwa kondisi kerja akan berubah di negara dimana para pekerja garmen umumnya berpenghasilan kurang dari 50 dollar per bulan. Ia menambahkan seorang pekerja garmen berusia 16 tahun yang tangannya diamputasi setelah ambruknya bangunan tersebut mengatakan kepadanya, ia tidak ingin bekerja pada hari naas itu. Tetapi, ia diberitahu bahwa ia akan kehilangan gaji selama seminggu penuh jika tidak memasuki kompleks pabrik tersebut.
“Upah sudah sangat rendah, kini soal kesempatan hidup. Jadi memang para pekerja garmen tetap akan bekerja. Mereka tahu beberapa pabrik tempat mereka bekerja tidak aman, tetapi mereka juga perlu bertahan hidup sehingga ini merupakan lingkaran setan”ujarnya.
Alonzo Suson mengatakan industri garmen Bangladesh membutuhkan transparansi yang lebih besar, lebih banyak pengawas dan aturan konstruksi nasional. Ia mengatakan hanya 25-30 pabrik yang memiliki serikat buruh dan kebanyakan dibentuk dalam waktu kurang dari enam bulan ini. (VOA)
Pekerja Garmen di Bangladesh Digaji 50 Dolar per Bulan
KBR68H, Washington - Puluhan ribu pekerja kembali bekerja di pabrik-pabrik tekstil di ibukota Bangladesh, seminggu setelah ambruknya sebuah kompleks pabrik yang menewaskan lebih dari 420 orang.

INTERNASIONAL
Jumat, 03 Mei 2013 09:26 WIB


gedung runtuh, bangladesh, pekerja garmen
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai