KBR68H – Partai Komunis Cina membantah tudingan yang menyebut kalau mereka tengah berupaya mencegah penyebaran ajaran Kristen di Cina dengan merobohkan gereja Sanjiang yang dikenal sebagai “Yerusalem dari Timur”.
Sebelumnya sebuah tim dikirim untuk menghancurkan gereja yang terletak di Provinsi Zhejiang itu. Daerah tempat gereja berdiri ini dikenal sebagai daerah kaya dengan populasi umat Kristen terbanyak di Cina. Gereja itu akhirnya runtuh setelah digusur oleh ekskavator yang bekerja sepanjang hari.
Jemaat gereja menuduh Pemerintah provinsi tengah menjalankan kampanye anti-Kristen dengan menghancurkan gereja tersebut. Pemerintah provinsi dipimpin oleh Xia Baolong, sekutu dari Presiden Cina XI Jinping.
“Ada banyak orang Kristen di sini dan kami menghargai kebebasan beribadah,” begitu jawaban pemerintah di koran milik pemerintah “Global Times”.
Awal April lalu, ribuan orang Cina Kristen menjaga gereja ini 24 jam setelah pejabat Partai Komunis mengancam akan menggusur gereja ini. Mereka langsung menjaga gereja begitu pengumuman penggusuran ditempel di gereja yang baru selesai dibangun itu. Biaya pembangunan gereja mencapai jutaan yuan dan butuh sekitar 6 tahun untuk membangun. Pejabat pemerintah menganggap bangunan ini ilegal dan mengecat tulisan “Hancurkan” dan “Bangunan ilegal” dengan cat warna merah.
Sebelumnya di hadapan anggota Partai Komunis awal tahun ini, seorang pejabat senior urusan agama pernah mengeluhkan kalau pertumbuhan jumlah Jemaat Kristen “terlalu banyak”. Namun pernyataan resmi pemerintah menyebutkan kalau penghancuran gereja adalah bagian dari upaya mengatasi bangunan-bangunan liar. Ada banyak daerah dan bangunan lain yang sudah dirubuhkan, termasuk pabrik dan kuil Buddha.
Saat ini diperkirakan ada sekitar 23-100 juta pemeluk agama Kristen di CIna. Tahun 2030 nanti Cina diperkirakan sebagai negara Kristen terbesar di dunia. (Telegraph)