Bagikan:

Faruqi, Muslim Pertama yang Menjadi Anggota Parlemen Australia

KBR68H, Washington - Seorang imigran kelahiran Pakistan akan menjadi perempuan Muslim pertama anggota parlemen Australia.

INTERNASIONAL

Rabu, 24 Apr 2013 08:04 WIB

Author

Doddy Rosadi

Faruqi, Muslim Pertama yang Menjadi Anggota Parlemen Australia

faruqi, parlemen australia, muslim

KBR68H, Washington - Seorang imigran kelahiran Pakistan akan menjadi perempuan Muslim pertama anggota parlemen Australia.  Mehreen Faruqi, tokoh ternama di bidang rekayasa lingkungan, dipilih oleh Partai Hijau negara bagian New South Wales untuk mengisi kekosongan di majelis tinggi perlemen negara bagian. 

Mehreen Faruqi pindah dari Pakistan dengan keluarganya pada tahun 1992.  Dia menyebut dirinya pada halaman Twitternya sebagai  "ahli lingkungan, aktivis perubahan iklim, anggota serikat buruh dan seorang feminis."
 
Dia dipilih mewakili Partai Hijau, sebuah partai berhaluan kiri tengah dalam parlemen tertua dan  pertama Australia, di negara bagian New South Wales.  Dosen universitas itu terpilih lewat pemungutan suara surat pos oleh anggota partai, dari tujuh kandidat dalam sebuah kontes di mana hanya kaum perempuan yang boleh mencalonkan diri.
 
Faruqi akan memulai jabatannya bulan Juli mendatang, saat mana dia akan menjadi perempuan Muslim pertama dalam parlemen Australia, baik pada tingkat negara bagian atau federal. Sekarang ini, dia bekerja sebagai dosen jurusan manajemen tingkat pasca sarjana di Universitas New South Wales. Dia mengatakan, agama dan karirnya sama penting.
 
“Saya besar di Pakistan dalam budaya dan keluarga Muslim, sebagaimana umumnya warga Muslim keturunan Pakistan di Australia. Saya tidak minum alkohol dan berpuasa dalam bulan Ramadan.  Tetapi, ingin saya jelaskan bahwa itu hanya satu aspek dari diri saya.  Saya ingin dipandang dari segi profesi yang saya geluti dan apa yang saya lakukan bagi masyarakat pada umumnya.” Jelasnya.

Akan tetapi, kelompok-kelompok Muslim khawatir dia akan sulit merujuk ajaran-ajaran Islam dengan berbagai kebijakan Partai Hijau, terutama dengan dukungan partai tersebut terhadap perkawinan sesama jenis. Namun, menurut Faruqi, agama tidak boleh mempengaruhi politik Australia.
 
“Saya tidak melihat perlunya peran agama dalam pemerintahan. Saya bukan jurubicara agama Islam.  Ada banyak anggota perlemen lainnya yang beragama Kristen, dan mereka tidak menyuarakan suara gereja mereka. Jadi, itu pokok penting yang perlu ditekankan. Seperti yang saya kemukakan sebelumnya, saya bergabung dalam Partai Hijau karena posisi kuat partai itu dalam masalah lingkungan, keadilan sosial, HAM dan multibudaya.” ungkapnya. (VOA)

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending