Capriles Tolak Akui Kemenangan Maduro, Tuntut Penghitungan Ulang

KBR68H-  Kandidat oposisi Venezuela, Henrique Capriles Radonski menuntut penghitungan ulang dan menegaskan tidak akan mengakui hasil pemilihan presiden negara itu "sampai setiap suara dihitung."

Komentarnya itu muncul kurang dari satu jam setelah para pejabat mengatakan lawannya yang juga pejabat sementara Presiden Venezueala, Nicolas Maduro memenangkan pemilihan presiden negara itu.

Dengan 99% suara yang sudah dihitung, Nicolas Maduro memenangkan 50,66% suara, sementara Capriles meraih 49,07% suara. Capriles adalah bekas gubernur negara bagian Miranda. Dia kalah dalam pemilihan presiden bulan Oktober melawan Hugo Chavez.

Lebih dari 18,9 juta rakyat Venezuela terdaftar untuk memberikan suara dalam pemilihan presiden, dimana lebih dari 68% pemilih telah menyalurkan hak politiknya.

Selain perwakilan dari organisasi nasional yang menjadi pengamat, Dewan Pemilihan Nasional Venezuela mengatakan 170 orang asing telah diundang untuk menyaksikan pemilihan di Venezuela. Kelompok internasional termasuk delegasi dari Uni Negara Amerika Selatan dan Carter Center yang berbasis di Atlanta.

Ratusan pendukung Maduro merayakan kemenangan di depan istana presiden sebelum hasilnya diumumkan, meluncurkan kembang api, menari dan memegang gambar Maduro dan Chavez.

"Ini adalah kemenangan yang sangat penting bagi masa depan negara. Ini adalah warisan comandante kami, yang tidak lagi di sini. Tapi dia meninggalkan kami Maduro dan dia akan membela proyeknya," kata salah satu warga, Rafael Perez Camarero.

Maduro selama ini melaksanakan tugas kepresidenan setelah Hugo Chaves meninggal akibat kanker pada 5 Maret lalu. (CNN)