Keluarga Korban Malaysia Airlines Mulai Frustrasi

KBR68H, Jakarta - Banyak keluarga korban jatuhnya pesawat Malaysian Airlines di kawasan Laut China Selatan yang frustasi. Mereka mengeluh sering mendapatkan informasi simpang siur.

Di antara yang frustasi adalah Li, warga Malaysia. Dia mengaku kurang mendapat jawaban yang memuaskan. Bahkan terkadang informasi yang kontradiktif dari pemerintah Malaysia.

"Saya kurang puas dengan pertemuan itu. Masih banyak hal yang belum dijelaskan dengan baik dan mereka masih belum memenuhi permintaan kami," begitu kata Li dalam perbincangan di Malaysia, Kamis (13/3).

Sementara tercatat, sekitar dua pertiga dari penumpang adalah warga Tiongkok, dan lainnya dari negara-negara Asia lainnya, Eropa dan Amerika Utara.

Menteri Transportasi Hishammuddin Hussein menjelaskan pihaknya sudah mengirimkan 42 kapal dan 39 pesawat dari 12 negara sejauh ini untuk mencari keberadaan pesawat canggih itu. Namun hasilnya masih nihil. Padahal pencarian sudah mencakup 50 ribu kilometer persegi.

Para pejabat Malaysia telah mempertimbangkan berbagai skenario tentang apa yang mungkin telah menyebabkan jatuhnya pesawat itu, termasuk ledakan, pembajakan, kesalahan pilot atau kerusakan mesin.

Sementara itu, beberapa tuduhan baru muncul mengenai perilaku salah satu pilotnya. Seorang perempuan Afrika Selatan, Jonti Roos, mengatakan kepada TV Channel Nine Australia bahwa kopilot Fariq Abdul Hamid mengajaknya dan seorang perempuan lain ke dalam kokpit dalam sebuah penerbangan dua tahun lalu.

Dalam sebuah pernyataan, maskapai Malaysia Airlines mengatakan shok mendengar tuduhan itu dan menanggapinya dengan sangat serius.

Editor: Pebriansyah Ariefana