Bagikan:

Ratusan Ditangkap Terkait Perdagangan Seks di Cina

Kota Dong Guan di Cina Selatan, mendapat sorotan minggu ini, setelah media setempat mengungkap tentang perdagangan seks di kota itu. Sejak itu, lebih dari 150 orang ditangkap dan puluhan tempat hiburan ditutup

INTERNASIONAL

Kamis, 13 Feb 2014 08:16 WIB

Author

Zulfian Bakar

Ratusan Ditangkap Terkait Perdagangan Seks di Cina

cina, perdagangan seks

KBR68H, Washington - Kota Dong Guan di Cina Selatan, mendapat sorotan minggu ini, setelah media setempat mengungkap tentang perdagangan seks di kota itu. Sejak itu, lebih dari 150 orang ditangkap dan puluhan tempat hiburan ditutup


Televisi Cina minggu ini menyiarkan gambar-gambar tim polisi menggrebek dan mendobrak kamar-kamar dengan paksa. Para pelacur dan pelanggan mereka, dengan yang menutupi wajah mereka dari sorotan kamera, diborgol dan digiring keluar.

  

Penggerebekan dimulai setelah stasiun TV negara itu menyiarkan sebuah laporan rahasia tentang perdagangan seks kota Dongguan, hari Minggu lalu. Segera setelah itu, pihak berwenang mengirim ribuan polisi untuk melancarkan operasi yang menurut para pejabat akan berlangsung selama 3 bulan.


Sejauh ini, polisi mengatakan telah menangkap 162 orang dan menggerebek hampir 2 ribu tempat, termasuk tempat mandi uap, bar-bar karaoke dan tempat hiburan lainnya.


Dongguan adalah kota pusat perdagangan di Cina Selatan, tapi dan kota yang marak industri hiburan itu punya reputasi sebagai kota Amsterdam di Cina.


Meskipun pihak berwenang di provinsi itu bertekad melawan perdagangan seks, para penggiat hak-hak seks di Cina mengatakan, penggrebekan oleh polisi bukanlah cara yang baik.


Lan Lan adalah pendiri Rumah Xin Ai, sebuah kelompok independen yang berkantor di Tianjin, yang berusaha menjangkau para pekerja seks. Dia mengatakan, dengan menggerebek perdagangan seks itu, pemerintah malah mendorong adanya pelacuran gelap, dan meyulitkan para LSM seperti yang dipimpinnya, dalam melindungi para pekerja seks.


Pelacuran di Tiongkok adalah kegiatan terlarang. Para pekerja seks dan para pelanggannya bisa dikenai sanksi administratif sampai dua tahun, termasuk penahanan di pusat-pusat.


Para penggiat HAM mengecam sanksi tersebut yang kata mereka, tidak menolong para pekerja seks dan pelanggannya kembali ke masyarakat. 


Lan Lan mengatakan, dalam banyak hal, para pekerja seks tidak mendapat ketrampilan baru selama mereka dalam tahanan. 

 

Sebaliknya dia mengatakan, penahanan itu tetap akan ada dalam catatan polisi dan menyulitkan mereka dalam menghadapi keluarga atau mencari pekerjaan lain setelah keluar nanti. 

 

Operasi penggrebekan minggu ini didorong oleh sebuah laporan penyelidikan yang ditayangkan stasiun CCTV Tiongkok hari Minggu lalu.Menyusul tayangan itu, pihak berwenang memberhentikan 8 anggota polisi dan mengancam akan menghukum siapapun yang melindungi perdagangan terlarang itu. (VOA) 


Editor: Antonius Eko 


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending