KBR68H - Menteri Dalam Negeri Mesir meminta maaf setelah aparat keamanan tertangkap kamera memukuli seorang pria yang berada tidak jauh dari istana kepresidenan.
Peristiwa itu terjadi ketika puluhan orang anti pemerintahan berdemonstrasi menentang Presiden Muhammad Mursi.
Dalam rekaman video yang tersebar melalui televisi, sekelompok polisi antihuru hara menarik seorang pria dan memukulinya di jalanan. Polisi kemudian menyeret korban ke kendaraan militer. Saksi menyebutkan korban dipukul dalam keadaan telanjang.
Aksi pemukulan itu kemudian menyebar melalui televisi dan menimbulkan kemarahan publik. Aksi ini memicu kembali sentimen publik terhadap aparat keamanan yang selama ini dianggap brutal dalam menghadapi massa, terutama sejak revolusi menggulingkan Presiden Husni Mubarak.
Pemerintahan Presiden Muhammad Mursi mengeluarkan pernyataan resmi yang menyatakan keprihatinan atas rekaman video yang mengejutkan itu. Kementerian Dalam Negeri menyesalkan kasus pemukulan itu.
Meski begitu, korban bernama Saber mengklarifikasi kasusnya. Usai dibawa ke rumah sakit ia memberikan keterangan pada wartawan bahwa ia hanyalah seorang pria tua yang hendak lari dari demonstran.
"Saya takut sekali waktu itu," kata Saber sambil menambahkan, saat ia lari dari para demonstran polisi datang ingin membantunya. Tapi Saber justru lari menghindari polisi, dan polisi menariknya.
Di tempat lain, perempuan bernama Randa yang mengaku anaknya Saber mengatakan di televisi, bahwa ayahnya dipaksa berbohong dalam wawancara, dan ayahnya takut berbicara.
"Kami bersama ayah waktu penyerangan itu," kata Randa. "Polisi melucuti pakaiannya, dan memukulnya, menendangnya. Mereka menyeret ayah dan memasukkan ke mobil. Begitulah yang terjadi. Apa yang dikatakan ayah itu bohong," kata Randa. (AP)