Tidak hanya manusia yang butuh libur. Di Jepang, peniti dan jarum pun punya hari libur, bahkan festival tersendiri. Festival bagi peniti-jarum ini dirayakan dalam Festival Hari-kuyo – ‘hari’ artinya jarum dan ‘Kuyou’ adalah upacara Buddha. Festival ini juga dikenal sebagai Festival Jarum-jarum Patah.
Festival itu dirayakan tiap tanggal 8 Februari. Pada hari itu, perempuan Jepang, terutama penjahit kimono, membawa jarum atau peniti rusak atau patah ke kuil Shinto dan Buddha untuk berdoa. Salah satunya adalah berdoa untuk kemampuan menjahit yang lebih baik.
Festival ini dihelat untuk berterima kasih kepada jarum dan peniti yang telah membantu meningkatkan kemampuan menjahit manusia. Di hari itu, semua orang menyempatkan diri untuk menghargai benda-benda kecil yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Sesuai kepercayaan Shinto, semua makhluk dan benda punya jiwa – begitu juga jarum dan peniti.
Ada juga yang menyebut kalau jarum-jarum ini sudah mengemban tugas lain yaitu sebagai penyimpan rahasia para perempuan. Kesedihan yang dirasakan perempuan kerap disampaikan kepada jarum saat mereka menjahit dan jarum dianggap membawa kesedihan yang sama dengan si perempuan. Karena itulah, jarum perlu dihargai dan dihormati.
Peniti dan jarum diletakkan di atas tahu atau kue jeli lembut. Ini dilakukan untuk membungkus jarum supaya tak melukai orang lain. Selain itu ada kepercayaan yang menyebut kalau penderitaan yang dialami perempuan saat menjahit bakal diserap oleh tahu dan jeli yang lembut itu.
Tahu atau jeli dengan jarum di atasnya lantas diletakkan di altar bersama alat-alat menjahit seperti gunting dan benang. Ada juga makanan lain di sana seperti buah-buahan dan kue moci. Ritual sembahyang pun dimulai. Usai berdoa, jarum-jarum itu dibungkus dalam kertas dan dilarungkan ke sungai.
Festival ini sudah dirayakan lebih dari 400 tahun. Saat perayaan Hari-kuyo ini tidak ada orang yang menjahit. Namun seiring berkurangnya pemakai kimono tradisional di Jepang, jumlah perempuan yang datang ke kuil untuk merayakan festival ini pun makin berkurang.
Festival Hari-kuyo di Jepang, Saatnya Berterima Kasih pada Jarum
Tidak hanya manusia yang butuh libur. Di Jepang, peniti dan jarum pun punya hari libur, bahkan festival tersendiri.

INTERNASIONAL
Senin, 04 Feb 2013 11:49 WIB


hari-kuyo, jarum
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai