Bagikan:

Vertikal City, Solusi Hidup Ramah Lingkungan

Pernah membayangkan kalau kita tinggal di kota yang semua bangunannya mengarah vertikal, menjulang tinggi ke atas, bukan ke samping, atau lebih dikenal dengan konsep Vertical City?

INTERNASIONAL

Senin, 19 Jan 2015 13:01 WIB

Author

Eka Fikriyah

Vertikal City, Solusi Hidup Ramah Lingkungan

vertical city

Pernah membayangkan kalau kita tinggal di kota yang semua bangunannya mengarah vertikal, menjulang tinggi ke atas, bukan ke samping, atau lebih dikenal dengan konsep Vertical City?


Pada prinsipnya, tinggal dan bekerja di sebuah gedung dengan lantai mencapai ratusan tingkat, akan memberi dampak positif bagi beberapa hal. Salah satunya hemat lahan. Ya, dengan gedung bertingkat, akan mencegah hilangnya lahan pertanian dan greenbelt alami. 


Selain itu, polusi udara bisa diminimalisir, karena semua komuter vertikal, jaraknya jauh lebih pendek, sehingga menjadikan mekanisme transportasi lebih efisien. Dengan konsep gedung vertikal, jalan dan layanan kota juga tentu akan menjadi horisontal, sehingga orang bisa berjalan keluar ke taman dengan leluasa. 


Menurut Lloyd Alte, seorang arsitek kawakan, salah satu contoh bangunan vertical city yang membuat kita terpesona adalah Sky City karya Zhang Yue, yang  memiliki 220 lantai, berdiri gagah di kota Changsa, Ibu kota provinsi Hunan, Cina. 


Untuk mewujudkan konsep ini, dua orang Penulis, Kenneth Raja dan Kelogg Wong, saat ini sedang menyusun sebuah buku untuk mempromosikan gagasan kota vertikal.


Jika nantinya konsep ini jadi dirancang, Kota Vertikal bisa dinikmati penduduk. Yang paling penting lagi adalah akan lebih mudah dan lebih murah memelihara dan mengoperasikan. 


Menurut Kenneth Raja dan Kelogg Wong, sebuah gedung yang  dirancang  secara  Vertikal dengan baik,  akan mengatasi masalah dalam tiga bidang : Lingkungan , Formal, dan Sosial Ekonomi / Politik . Dengan itu, akan mencapai delapan tujuan utama di setiap daerah.


Lingkungan adalah poin nomor satu yang paling besar.  Jika konsep vertical city dilakukan, maka akan mengekang pemanasan global, pelestarian lahan pertanian, hingga masyarakat  bisa merasakan makanan lokal yang dibuat tanpa bahan pengawet atau refrigeran.


Sedangkan untuk lingkup Formal, bisa memaksimalkan kepadatan dan kekompakan untuk efisiensi optimal dalam gedung atau  menara tinggi, dengan cara membatasi jarak antara proyek, agar  jarak jeda itu bisa digunakan  untuk keperluan berjalan kaki dari satu ujung ke ujung selama 15 menit. 


Dari sisi sosial ekonomi dan Politik, ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan penting  perumahan, pekerjaan, pendidikan, rekreasi, pelayanan kesehatan,dan jasa lainnya, serta mengoptimalkan peningkatan efisiensi tenaga kerja dan konsumsi pasar terpusat. Ini untuk menghidari perjalanan yang  jauh  yang akan menyebabkan  keborosan BBM  dan polusi. 


Ya, dengan membangun Vertikal Kota kita dapat menghemat energi, mendukung pertumbuhan populasi dan melestarikan ruang horisontal untuk produksi pangan, alam dan rekreasi.


Memang sih, konsep Vertical City bukan ide yang disukai semua orang. Beberapa orang, justr ada yang mengkhawatirkan  tentang ketahanan supertalls, atau ketinggian gedung itu sendiri.


Tapi, jika dilihat banyak manfaatnya, Vertical City tentu merupakan pilihan yang harus dipertimbangkan, untuk solusi  hidup ramah lingkungan.


Editor: Antonius Eko 


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending