Pernah membayangkan kalau kita tinggal di kota yang semua bangunannya mengarah vertikal, menjulang tinggi ke atas, bukan ke samping, atau lebih dikenal dengan konsep Vertical City?
Pada prinsipnya, tinggal dan bekerja di sebuah gedung dengan lantai mencapai ratusan tingkat, akan memberi dampak positif bagi beberapa hal. Salah satunya hemat lahan. Ya, dengan gedung bertingkat, akan mencegah hilangnya lahan pertanian dan greenbelt alami.
Selain itu, polusi udara bisa diminimalisir, karena semua komuter vertikal, jaraknya jauh lebih pendek, sehingga menjadikan mekanisme transportasi lebih efisien. Dengan konsep gedung vertikal, jalan dan layanan kota juga tentu akan menjadi horisontal, sehingga orang bisa berjalan keluar ke taman dengan leluasa.
Menurut Lloyd Alte, seorang arsitek kawakan, salah satu contoh bangunan vertical city yang membuat kita terpesona adalah Sky City karya Zhang Yue, yang memiliki 220 lantai, berdiri gagah di kota Changsa, Ibu kota provinsi Hunan, Cina.
Untuk mewujudkan konsep ini, dua orang Penulis, Kenneth Raja dan Kelogg Wong, saat ini sedang menyusun sebuah buku untuk mempromosikan gagasan kota vertikal.
Jika nantinya konsep ini jadi dirancang, Kota Vertikal bisa dinikmati penduduk. Yang paling penting lagi adalah akan lebih mudah dan lebih murah memelihara dan mengoperasikan.
Menurut Kenneth Raja dan Kelogg Wong, sebuah gedung yang dirancang secara Vertikal dengan baik, akan mengatasi masalah dalam tiga bidang : Lingkungan , Formal, dan Sosial Ekonomi / Politik . Dengan itu, akan mencapai delapan tujuan utama di setiap daerah.
Lingkungan adalah poin nomor satu yang paling besar. Jika konsep vertical city dilakukan, maka akan mengekang pemanasan global, pelestarian lahan pertanian, hingga masyarakat bisa merasakan makanan lokal yang dibuat tanpa bahan pengawet atau refrigeran.
Sedangkan untuk lingkup Formal, bisa memaksimalkan kepadatan dan kekompakan untuk efisiensi optimal dalam gedung atau menara tinggi, dengan cara membatasi jarak antara proyek, agar jarak jeda itu bisa digunakan untuk keperluan berjalan kaki dari satu ujung ke ujung selama 15 menit.
Dari sisi sosial ekonomi dan Politik, ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan penting perumahan, pekerjaan, pendidikan, rekreasi, pelayanan kesehatan,dan jasa lainnya, serta mengoptimalkan peningkatan efisiensi tenaga kerja dan konsumsi pasar terpusat. Ini untuk menghidari perjalanan yang jauh yang akan menyebabkan keborosan BBM dan polusi.
Ya, dengan membangun Vertikal Kota kita dapat menghemat energi, mendukung pertumbuhan populasi dan melestarikan ruang horisontal untuk produksi pangan, alam dan rekreasi.
Memang sih, konsep Vertical City bukan ide yang disukai semua orang. Beberapa orang, justr ada yang mengkhawatirkan tentang ketahanan supertalls, atau ketinggian gedung itu sendiri.
Tapi, jika dilihat banyak manfaatnya, Vertical City tentu merupakan pilihan yang harus dipertimbangkan, untuk solusi hidup ramah lingkungan.
Editor: Antonius Eko