KBR - Dua warga Jepang, Kenju Goto dan Haruna Yukawa, disandera kelompok militan ISIS. Kelompok itu menyiarkan sebuah video yang berisi desakan pada pemerintah Jepang untuk membayar Rp 2,4 triliun dalam 72 jam atau dua sandera tersebut akan dibunuh.
Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengatakan, pemerintah memperkirakan tenggat waktu yang diberikan ISIS akan jatuh pada Jumat (23/1) pada 14.50 waktu Tokyo.
Karena itu, Pemerintah Jepang bermaksud melakukan komunikasi langsung dengan ISIS. Usaha keras untuk menghubungi ISIS dilakukan dengan meminta bantuan pihak ketiga, yakni pemerintah negara lain dan suku lokal.
Meski demikian, Suga belum bisa memastikan apakah pemerintahnya akan membayar uang tebusan tersebut atau tidak.
Pemerintah Jepang secara terbuka menawarkan paket bantuan, termasuk uang sebesar Rp 2,4 triliun kepada semua pihak yang bersaing dengan ISIS, hal ini disampaikan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. Menurut Abe, paket bantuan tersebut dibutuhkan untuk memperbaiki sumber daya manusia, infastruktur, dan lain-lain. Namun ISIS mencela hal tersebut dalam video mereka.
"Tindakan tersebut sama sekali tidak bermaksud untuk membunuh warga Muslim. Tidak seperti apa yang mereka lakukan pada sandera," kata Suga. "Kami mendesak mereka untuk tidak melukai dua warga Jepang dan sesegera mungkin membebaskan sandera.” (cnn)
Editor: Antonius Eko