Bagikan:

Suku Kulit Ikan di Cina

KBR68h, Jakarta - Ikan untuk dimakan? Itu biasa. Tapi bagi Suku Hoche di Cina, ikan punya lebih banyak manfaat.

INTERNASIONAL

Rabu, 30 Jan 2013 12:58 WIB

Author

Vitry Angreni

Suku Kulit Ikan di Cina

suku kulit ikan

KBR68h, Jakarta - Ikan untuk dimakan? Itu biasa. Tapi bagi Suku Hoche di Cina, ikan punya lebih banyak manfaat. Dagingnya dimakan, sementara kulitnya diolah jadi pakaian dan sepatu. Karena itu mereka kerap disebut sebagai ‘suku kulit ikan’.

Suku ini hidup di bagian timur laut Cina. Semua orang di sini, dari muda hingga tua, laki-laki dan perempuan, mahir menangkap ikan. Hidup mereka sangat tergantung pada keterampilan ini.

Tapi tak semua ikan bisa dimanfaatkan – tergantung ukuran dan jenis ikannya. Ikan yang dipilih haruslah yang berukuran besar, dengan berat di atas 5 kilogram. Jenis kulit ikan pun menentukan produk yang bakal dibuat pula.
Kulit ikan kepala besar atau ikan mulut tombak, misalnya, cocok dijadikan benang atau celana. Sementara kulit ikan-ikan besar macam salmon, Hucho Taimen, Salmon Siberia atau carp, cocok dijadikan bahan sepatu bot dan sarung tangan. Sementara ikan Huaitou bisa dijadikan bahan membuat celana ketat, kantong, kaos kaki dan bagian sepatu.

Kalau untuk pakaian, kulit ikan yang paling cocok adalah ikan Dauricus Huso. Pakaian yang dihasilkan bakal berumur panjang, kedap air dan tidak gampang sobek – cocok untuk musim panas. Sementara pakaian dari kulit ikan jenis lainnya lebih pas untuk dipakai di musim dingin, saat tak ada aktivitas menangkap ikan.

Kulit ikan tentu tak bisa langsung disulap jadi pakaian. Ada proses panjang yang harus dilakukan para perempuan Suku Hoche. Setelah ikan dikuliti, kulitnya lantas dikeringkan sebentar dan dipukul-pukul hingga halus. Setelah itu baru bisa dibentuk dan dijadikan pakaian atau sepatu.

Kalau kulit ikan ingin dijadikan benang, kulit ikan harus dijemur dulu hingga kering, lantas dilumuri minyak hati ikan cod sehiingga kulit agak melengkung. Setelah itu kulit ikan baru dipaku di papan kecil dan diiris tipis-tipis seperti benang.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending