KBR68H, Washington - Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton mengatakan instabilitas di Mali telah menciptakan “tempat aman yang lebih besar bagi teroris” yang kini hendak memperluas jangkauannya.
Clinton memberitahu panel Senat hari Rabu bahwa Amerika dan sekutu-sekutunya telah bekerjasama dengan negara-negara tetangga Mali untuk meningkatkan keamanan, tetapi kebanyakan mereka tidak mempunyai kapasitas untuk melakukannya.
Komentar Clinton dikemukakan ketika semakin banyak pasukan tentara Perancis dan Afrika yang memasuki Mali untuk membantu tentara negara itu mengusir militan Islamis dari kubu-kubu mereka di utara. Clinton mengatakan mengenyahkan gerilyawan dari Mali Utara merupakan tantangan sulit.
Di Mali, warga Sipil menyambut gembira kehadiran pasukan Perancis dan Afrika Barat memerangi militan Islamis. Koresponden VOA Idrissa Fall yang berada di Segou – sebuah kota yang terletak 235 kilometer timur laut ibukota Bamako – hari Rabu mengatakan, warga sipil merasa lega setelah pasukan Mali yang didukung Perancis menguasai kembali kota di dekatnya.
Pasukan Perancis dan Mali menguasai kota Diabaly hari Senin – sepekan setelah dikuasai oleh militan Islamis.
Pasukan intervensi dari Afrika Barat yang kini ditempatkan di Mali bisa digandakan jumlahnya, dari awalnya 3.300 tentara, karena pejabat-pejabat PBB mengatakan lebih banyak tentara diperlukan untuk merebut wilayah utara. (VOA)