Darah muda, darahnya para remaja, yang selalu merasa gagah dan tak pernah mau mengalah. Sepenggal lirik lagu milik Rhoma Irama tersebut merupakan sebuah gambaran perilaku remaja yang pada umumnya mengedepankan emosi dalam bertindak.
Tawuran, narkoba, maupun seks bebas seakan menjadi budaya kaum muda saat ini. Hal ini diperparah dengan semakin terkikisnya budaya asli peninggalan leluhur yang mulai luntur dengan suburnya budaya asing yang digandrungi remaja, terutama di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta.
Sebuah komunitas anak muda di rumah kreasi dan seni berusaha mengubah persepsi tersebut.. Mereka mencoba mengisi sela- sela kegiatannya menjadi sebuah kegiatan yang positif untuk mempertahankan budaya peninggalan leluhur antara lain ondel-ondel, silat Betawi dan pertunjukkan palang pintu yang menjadi ciri khas budaya Betawi. Tak hanya itu saja, saling bertukar keahlian seperti menyablon kaos, memperbaiki telpon gengam antarsesama anggota membuat komunitas ini kaya akan ilmu.
Adalah Chaerudin atau biasa disebut bang Ureh yang mencetuskan ide kreatif rumah kreasi dan seni ini. Pria yang menguasai ilmu silat Betawi troktok ini berpendapat bahwa saling hormat-menghormati antarsesama adalah ciri dari pendekar silat sejati.
“Falsafah-falsafah yang terkandung dalam ilmu silat cocok diterapkan untuk mengontrol emosi anak muda. Pendekar silat sejati tak pernah memulai sebuah pertarungan lebih dulu,”katanya.
Menurut salah satu anggota rumah kreasi dan seni, Feri, kegiatan ini bertujuan memberikan wadah bagi kaum muda untuk mengapresiasikan potensi diri pada hal yang positif tanpa melupakan seni budaya peninggalan leluhur.
Dengan saling bertukar keahlian antarsesama anggota membuat komunitas yang jumlah anggotanya lebih dari 200 orang ini saling memperkaya anggotanya agar mempunyai keahlian lain di luar ilmu pendidikan yang diperoleh di sekolah,”jelasnya.
Hal yang sudah dilakukan oleh komunitas anak muda yang berkegiatan di dua wilayah Jakarta yaitu di Joglo Jakarta Barat dan Cilandak Jakarta Selatan ini merupakan salah satu contoh kegiatan anak muda yang positif. Karena itu, kegiatan mereka ini mendapat dukungan dari masyarakat sekitar. Bahkan kegiatan ini diikuti dari berbagai lapisan masyarakat tak hanya anak muda saja, anak kecil dan orang tua pun ikut dalam kegiatannya, terutama belajar silat Betawi.
Kegiatan ini gratis hanya saja untuk melengkapi kebutuhan sarana prasarana para anggotanya mereka menggumpulkan dana dengan cara sukarela tanpa mematok iuran nominal tertentu kepada anggotanya. Mengikuti kegiatan komunitas ini bisa memberi banyak manfaat seperti badan sehat, tambah ilmu, dan banyak teman. Semoga kegiatan positif seperti ini bisa mewabah di tengah-tengah anak muda Indonesia yang semakin tergerus dengan gempuran budaya asing yang mulai mewabah di tengah pergaulan kaum muda terutama di perkotaan seperti Jakarta.
Editor: Doddy Rosadi
Melestarikan Budaya bersama Rumah Komunitas Kreasi dan Seni
Darah muda, darahnya para remaja, yang selalu merasa gagah dan tak pernah mau mengalah. Sepenggal lirik lagu milik Rhoma Irama tersebut merupakan sebuah gambaran perilaku remaja yang pada umumnya mengedepankan emosi dalam bertindak.

INTERMEZZO
Kamis, 11 Jul 2013 06:10 WIB

rumah komunitas kreasi, melestarikan budaya, seni, betawi
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai