Bagikan:

Jalin Komunikasi dari Hati ke Hati dengan Anak

KBR68H, Jakarta - Masa remaja merupakan fase seseorang untuk meninggalkan masa kecilnya.

INTERMEZZO

Senin, 15 Jul 2013 16:04 WIB

Author

Abu Pane

Jalin Komunikasi dari Hati ke Hati dengan Anak

komunkasi, orangtua, anak

KBR68H, Jakarta - Masa remaja merupakan fase seseorang untuk meninggalkan masa kecilnya. Pada masa ini seseorang mulai banyak bersosialisasi dengan linkungan masyarakat luas. Bahkan mulai tertarik dengan lawan jenisnya. Namun kondisi ini justru membuat banyak orang tua khawatir kalau-kalau anaknya salah pergaulan hingga terjerumus pada pergaulan bebas.

Salah satu orang tua anak remaja, Marika mengatakan anaknya semakin sering bergaul dengan lingkungan di luar rumah. Saat ini anaknya malah sudah suka ikut geng motor. Hingga akhirnya ia tahu bahwa anaknya sedang suka pada temannya di sekolah. “Saya jadi khawatir ia terjerumus ke pergaulan bebas, saya jemput aja, terus saya suruh di rumah,” ujarnya.

Panji, seorang anak remaja di Papua mengaku kesal dengan perilaku orang tuanya yang banyak aturan. Ia merasa kekhawatiran orang tua terhadap dirinya terlalu berlebihan. Padah di rumah ia sudah dididik dengan benar sesuai agama.

“Sudah didik di rumah tapi koq masih banyak nanya ngapain aja. Saya kan sudah dewasa,"tuturnya.

Sementara Psikilog dari Smart Talent Psikology Family Care and Aducation Centre, Lucy Santioso menuturkan cara membimbing anak remaja tidak bisa dengan melarangnya bergaul dengan lawan jenisnya. Sebab, biasanya semakin dilarang, anak remaja justru semakin penasaran. Termasuk penasaran untuk melakukan adegan dewasa.

Lucy menjelaskan pertumbuhan hormon remaja sangat pesat. Sehingga akan mudah emosi ketika dicekokoi banyak pertanyaan dan banyak aturan. Termasuk emosi ketika ia dilarang untuk melakukan sesuatu yang ia kehendaki. “Jangan dilarang, tapi diberi pemahaman. Pahami perkembangan psikologinya,"katanya.

Perkembangan emosi remaja dibagi dalam dua tahap, yakni perkembangan emosi remaja awal dan perkembangan emosi remaja akhir atau beranjak dewasa. Perkembangan remaja awal menunjukkan sifat sensitif, reaktif yang kuat, temperamental, dan atau malah mudah tersinggung, marah, sedih, dan murung.

Sedangkan remaja akhir, ia mampu mengendalikan emosi, namun masih bisa dipegaruhi lingkungannya. Misalnya remaja akhir yang berkembang di lingkungan yang kurang kondusif, kematangan emosionalnya akan terhambat. Sehingga sering melawan orang tua, keras kepala, dan suka berkelahi. Atau bisa juga ia malah menjadi lari dari masalah yang ia hadapai. Contohnya, dia menjadi suka melamun, pendiam, senang menyendiri, atau bisa saja malah mengkonsumsi narkoba.

Sedangkan remaja akhir yang tinggal di lingkungan yang kondusif dan harmonis dapat membantu kematangan emosi remaja menjadi tidak mudah emosi, tidak mudah tersinggung, tidak agresif, wajar, optimistik, dan tidak meledak-ledak ketika menghadapi kegagalan.

Lucy menguraikan membimbing anak dengan rasa tahu dan emosi yang mulai meningkat bisa dilakukan dengan cara orang tua menyelami atau ikut terlibat dalam pergaulan anaknya. Misalnya dengan mengajak mengobrol teman anak, atau ikut memperhatikan perkembangan teman anaknya. Dengan begitu, orang tua bisa mengetahui apa saja yang dilakukan anaknya bersama lingkungannya di luar.

"Jadi pergaulan bebas bisa diantisipasi, karena dia tahu anaknya di luar rumah ngapain saja. Intinya jalin komunikasi dari hati ke hati,"ucapnya.

Editor: Doddy Rosadi

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending