Bagikan:

Kriuknya Belalang Gunungkidul

Orang Gunungkidul dih katanya terkenal kreatif, saking kreatifnya hewan yang bagi banyak orang menjijikkan bisa disulap menjadi makanan yang renyah dan bikin orang ketagihan.

INTERMEZZO

Selasa, 29 Jan 2013 15:05 WIB

Belalang, Gunungkidul

Orang Gunungkidul dih katanya terkenal kreatif, saking kreatifnya hewan yang bagi banyak orang menjijikkan bisa disulap menjadi makanan yang renyah dan bikin orang ketagihan. Salah Satunya adalah belalang atau kita bisa menyebutnya walang. Apalagi Kalo musim kemarau gini, di sepanjang jalan menuju Semanu akan berderet penjual belalang.

Bagi banyak orang Gunungkidul yang merantau,  belalang tak hanya gurih disantap di meja makan,  tapi lebih dari itu ada yang hilang kalo tak menyempatkan mencicipi serangga ini. Jadi kalo musim lebaran, laris manis tanjung kimpul.

Rasa belalang mirip-mirip udang, kriuk-kriuk. Biasanya belalang yang sudah dibersihkan, dibuang sayap dan kaki-kakinya yang berduri,lalu diberi bumbu standar, bawang, garam, gula.Diungkep dengan air secukupnya..lalu digoreng srengggg....

Asal-usul orang makan belalang di Gunung Kidul  sulit dirunut. Pada belalang terkandung protein 40-60 persen, bahkan rakyat Zimbabwe dan Etiopia yang, antara lain, menjadikan belalang sebagai tepung bahan kue. Di banyak negara Afrika, belalang termasuk serangga yang penting sebagai sumber protein.

Bagaimana belalang menjadi santapan yang lezat di wilayah yang terletak di Yogyakarta ini? Mungkin lebih karena   wilayah Gunung Kidul yang sebagian besar terdiri atas perbukitan karst yang gersang. Ini membuat mereka menjajal segala kemungkinan sumber pangan dan protein untuk bertahan hidup.  Jadi belalang awalnya menjadi simbol kemiskinan kota ini. Tapi sekarang, belalang menjelma menjadi makanan ningrat, yang diburu orang2 gunungkidul yang udah menjadi penggede. Rasanya yang eksotis dan tidak ditemui di daerah lain, menjadikan Belalang sebagai makanan tak tergantikan. 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending