Bagikan:

Taliban Serang Sekolah di Pakistan, Ratusan Anak Tewas

Bank darah dipenuhi ribuan kantong darah dalam waktu tiga jam pasca penembakan.

INDONESIA

Jumat, 19 Des 2014 18:32 WIB

Author

Mudassar Shah

Taliban Serang Sekolah di Pakistan, Ratusan Anak Tewas

Pakistan, Taliban, Serangan, sekolah, Mudassar Shah

Segera setelah berita pembunuhan pada hari Selasa itu tersebar, orangtua dan keluarga bergegas mendatangi Sekolah Umum Tentara di Peshawar.

Mereka berharap menemukan anak-anak mereka dalam keadaan hidup.

Rehan Khan berada di sini untuk mencari tahu kondisi keponakan laki-lakinya.

“Saya berdoa pada Tuhan semoga keponakan saya selamat. Yang menyerang sekolah dan membunuh anak-anak bukanlah manusia. Kami tidak bersalah dan tidak tahu mengapa militan mau membunuh kami. Saya tidak menganggap para pembunuh itu adalah Muslim.”

Keponakannya termasuk korban yang tewas.
 
Salah satu adalah yang berhasil keluar hidup-hidup adalah anak ini.
 
Dia ketakutan dan tidak mau memberitahukan namanya. Dia bilang pria bersenjata berjalan dari kelasa ke kelas menembaki para murid.

“Saya bersembunyi di dalam kelas dan setelah satu jam, tentara datang dan menyelamatkan saya. Tidak ada teroris yang masuk ke kelas dan saya tidak melihat ada teroris di dalam kelas karena mereka membunuh para siswa yang berada di luar kelas.  Saya melihat enam atau tujuh teroris yang membunuh. Saya tidak tahu mereka masih hidup atau sudah mati. Saya melihat mereka membawa senjata besar.”

Korban luka-luka yang jumlahnya lebih dari 100 anak, segera dilarikan ke Rumah Sakit Lady Reading atau LRH.

Zeeshan Khan yang berusia 15 tahun terbaring di tempat tidur. Kaki dan lengannya terluka akibat tembakan.
 
“Kami orang Pakistan; kami memutuskan untuk melawan militan. Teroris tidak akan bisa mengalahkan kami. Saya tidak mengalami cedera serius, hanya luka kecil. Dan saya akan segera kembali masuk sekolah. Teroris mungkin akan kembali menyerang kami tapi saya akan tetap ke sekolah. Teroris tidak bisa menghalangi kami untuk bersekolah.”

Sohail Tariq Jan yang berusia 11 tahun sedang bersiap untuk ujian saat para militan menyerang sekolah.
 
“Saya mendengar suara tembakan selama 30 menit lalu suara ledakan granat tangan. Tentara membawa kami ke tempat aman dan saya masih mendengar beberapa kali suara ledakan ketika kami tiba di tempat yang aman dekat sekolah. Setelah satu jam, saya baru tahu kalau dua kakak lelaki saya meninggal dalam serangan itu. Kami sangat dekat.”

Dokter Zahir Shah ikut merawat korban luka-luka bersama para relawan dokter lainnya.

“Kami menerima banyak siswa yang terluka atau tewas akibat tembakan. Banyak diantara mereka ditembak di kepala dan dada dengan tiga atau empat peluru. Semua dokter menutup tempat praktek mereka dan bergabung di rumah sakit. Kami telah menyatakan keadaan darurat di rumah sakit kami.”
 
Ratusan orang juga mendatangi rumah sakit untuk mendonorkan darahnya.

Bank darah dipenuhi ribuan kantong darah dalam waktu tiga jam pasca penembakan.

Shahin Shah memiliki darah jenis O negatif yang langka. Ia ingin membantu para korban.
 
“Darah itu berharga. Militan Taliban menumpahkan darah kami sementara kami mendonorkan darah kami untuk masyarakat. Saya bisa menyumbangkan darah dan akan melakukan apa saja untuk masyarakat saya.”

Taliban Pakistan atau TTP mengklaim sebagai pelaku penyerangan Sekolah Umum Tentara itu sebagai bentuk pembalasan. Sebab militer menggelar operasi untuk melawan mereka di daerah Khyber dan Waziristan Utara.

Sekitar seribu militan diklaim tewas dalam operasi militer di daerah kesukuan itu. 
 
Perdana Menteri Nawaz Sharif mengatakan mereka sekarang akan mengintensifkan operasi itu. Dan mengatakan akan memastikan kematian anak-anak itu tidak akan sia-sia.

“Kami percaya sekarang tidak ada beda antara ‘Taliban yang baik dan buruk‘dan negara harus bersatu untuk melawan ancaman terorisme. Angkatan bersenjata kami telah banyak berkorban untuk mengalahkan teroris dan membasmi tempat persembunyian mereka. Pertempuran ini akan berlanjut sampai semua teroris dikalahkan. Semua pemimpin parlemen dan politik sepakat membuat konsensus nasional untuk mengalahkan terorisme.”

Nawaz Sharif  juga mengumumkan penghentian moratorium hukuman mati bagi kasus terorisme.

Suasana di luar Sekolah Umum Tentara kini sangat sepi.

Sudah tidak terdengar lagi teriakan dan tangisan para orangtua yang berduka – mereka telah menerima apa yang terjadi. Keluarga yang kehilangan anak sedang mempersiapakan acara penguburan.

Sementara kondisi di dalam sekolah sangat kacau. Buku-buku dan sepatu berserakan dimana-mana, tertutup darah dan debu. Tubuh kepala sekolah itu hancur setelah salah seorang pelaku bom bunuh diri meledakkan dirinya.

Tercium bau daging dan tulang karena ada seorang guru perempuan yang dibakar hidup-hidup di dalam kelas.

Di kantin sekolah, tampak burger dan makanan siap saji lainnya terhidang, siap disantap anak-anak di waktu instirahat.
 
Darah berceceran di setiap ruang kelas sementara lantai aula sekolah tertutup seluruhnya dengan darah. Tak ada seorang pun yang mampu menahan air mata saat melewati tempat-tempat itu. 
 
Semua pusat bisnis di kota itu juga tutup pasca kejadian dan kesedihan terasa di hampir semua rumah di Pakistan.

Humayun Khan yang kehilangan keponakan mengaku tidak akan menyerah melawan Taliban.

“Awalnya militan membunuhi orang muda kami dan sekarang mereka mulai membunuh anak-anak kami. Mereka membunuh dua keponakan saya dan saya menganggap semua anak yang meninggal adalah anak saya. Kami tidak akan menyerah meski mereka membunuh kami.”


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending