Archana yang berusia 15 tahun sedang berusaha menidurkan adik lelakinya yang baru berusia 3 bulan. Adiknya terus menangis mencari ibunya. Sang ibu meninggal pekan lalu setelah pergi ke tempat sterilisasi yang dikelola pemerintah. Sebagai anak tertua, sekarang Archana harus mengurus tiga adiknya. Sementara ayahnya cacat.
“Saya sangat rindu pada ibu. Adik-adik saya menunggu ibu karena mereka pikir ibu pergi ke satu tempat. Mereka tidak mau makan tapi saya berusaha membujuk mereka agar mau makan. Saya sangat khawatir dengan si bungsu. Dia tidak mau minum dari botol dan terus menangis siang dan malam.”
Ibunya Ayami Bai, tidak mau hamil lagi. Jadi dia langsung bersemangat ketika mendengar pemerintah melakukan sterilisasi gratis di kotanya. Tak lama setelah operasi, dia mengeluh perutnya sangat sakit dan dia muntah-muntah. Dia kemudian dilarikan ke rumah sakit dan akhirnya meninggal di sana.
14 perempuan lain yang juga melakukan operasi yang sama di tempat itu juga meninggal. Mereka semua berusia 30 an tahun dan meninggalkan anak yang masih kecil. Kematian ini memicu aksi protes besar-besaran di beberapa kota.
Karena ada tekanan, pemerintah negara bagian menyatakan mereka sedang menyelidiki beberapa petugas. Amar Agarwal adalah Menteri Kesehatan di Negara Bagian Chattisgarh
“Kami sudah punya laporan yang mengkonfirmasi kalau obat-obatan yang digunakan tidak standar dan mengandung unsur racun. Kami sudah memberikan laporan itu kepada polisi yang akan menyelidikinya dan para pelakunya akan dihukum berat.”
Para dokter yang melakukan operasi juga telah ditangkap. Mereka mengaku dituntut memenuhi target yang ditetapkan oleh pemerintah lokal. Para dokter melakukan 80 operasi hanya dalam waktu enam jam di Kota Bilaspur.
Seorang ahli kandungan di New Delhi, Punit Bedi, mengatakan ini sangat tidak bertanggung jawab.
“Waktu yang dibutuhkan untuk mencuci tangan antara operasi yang satu dan berikutnya adalah 3 sampai 5 menit. Lalu Anda harus mengganti dan mensterilisasi peralatan dan itu minimal butuh waktu dua jam. Jadi jelas kalau para dokter itu mengunakan peralatan yang terkontaminasi untuk beberapa operasi. Ini jelas-jelas salah dan secara medis, hukum dan etika ini tidak bisa diterima.”
Hampir lima juta orang disterilisasi di India setiap tahun dan lebih dari 70 persen adalah perempuan. Deepa Sinha adalah pegiat kesehatan dari Centre for Equity Studies yang berada di New Delhi.
“Di antara berbagai metode kontrasepsi, sterilisasi perempuan adalah yang paling beresiko dan punya banyak efek samping. Tapi ini belum menjadi perhatian. Kita terobsesi dengan hal ini. Ini adalah bentuk lain tekanan sitemik terhadap perempuan dan kampanye pemerintah mendukung ketidaksetaraan gender yang ada di masyarakat dan fokus pada sterilisasi perempuan seakan-akan tidak ada pilihan lain.”
Dia mengatakan di banyak kasus, operasi dilakukan tanpa persetujuan penuh kaum perempuan. Dan para perempuan didorong melakukannya dengan iming-iming uang.
“Jadi para pasangan diberitahu jika Anda steril setelah dua anak, Anda akan mendapatkan banyak uang dan serta keuntungan lainnya. Tapi jika Anda tidak melakukannya, Anda tidak akan dapat keuntungan dari skema pembangunan yang ada di daerah Anda atau tidak bisa ikut dalam pemilihan lembaga di daerahnya. Secara internasional langkah ini dikenal sebagai pendekatan yang cacat.”
Pemerintah menolak klaim itu dan mengatakan program sterilisasi dilakukan secara sukarela. Tapi kematian di Chattisgard berujung pada tuntutan pada pemerintah untuk tidak melanjutkan seluruh program.
Putri Pradeep Pandey adalah salah satu perempuan yang meninggal setelah disterilisasi. Dia yang mendorong anaknya untuk melakukan operasi.
“Menurut saya dia sudah punya keluarga yang lengkap dan kini saatnya dia fokus pada pendidikan mereka. Saya pikir dia akan bahagia dengan keluarga kecilnya tapi yang saya tidak tahu, saya malah mendorongnya pada kematian.”
Pemerintah lokal mengumumkan kalau dia dan semua keluarga yang berduka akan menerima kompensasi sebesar Rp8,5 juta. Pradeep Pandy mengaku dia ingin melihat semua orang yang terlibat dibawa ke pengadilan.
“Pemerintah harus segera menghukum para dokter yang terlibat dan pabrik obatnya. Mereka harus dipecat dari pekerjaanya dan dihukum sehingga tragedi seperti ini tidak akan terulang lagi.”
Program Sterilisasi di India Memakan Korban
15 perempuan meninggal dan sejumlah perempuan lain mengalami sakit serius setelah melakukan operasi sterilisasi di tempat yang dijuluki sebagia

INDONESIA
Jumat, 28 Nov 2014 17:39 WIB

India, sterilisasi, perempuan, fasilitas kesehatan, Bismillah Geelani
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai