Kepolisian telah menangkap 50 orang yang diduga terkait pembunuhan pasangan Kristen yang terjadi pekan ini. Pasangan itu dipukuli dan dibakar di tempat pembakaran bata di Pakistan Timur.
Penyidik mengatakan pasangan itu dituduh telah menodai Al Quran – diumumkan lewat pengeras suara oleh seorang ulama lokal.
Pasangan itu adalah buruh di tempat pembakaran bata tempat mereka dibunuh.
Ini adalah tempat pembakaran bata, tempat pasangan itu dibunuh.
Di sini sangat panas, kita bisa melihat api di dalam tempat pembakaran ini dari arah luar.
Dari sini dengan berjalan kaki sebentar melewati gang sempit, kita akan tiba di rumah keluarga pasangan yang sedang berduka itu.
Keduanya meninggalkan tiga anak yang masih kecil - dua putra dan satu putri.
Suara tangisan membuat rumah mereka mudah ditemukan.
Razia Masih, ipar Sajjad, mengaku tak bisa melakukan apa-apa untuk menyelamatkan mereka.
“Kami miskin dan tidak berdaya. Musuh kami telah membunuh orang yang kami sayangi. Kami tidak berdaya.”
Sekitar 30 orang berkumpul di halaman rumah, yang berada di tengah komunitas Kristen itu. Lokasinya di Desa Kot Radha Kishan.
Mereka berada di sini untuk menunjukkan solidaritas kepada keluarga dan mengutuk pembunuhan itu.
Iqbal Masih adalah kakak Sajjad.
Kata dia, pemilik pembakaran bata menekan keluarga untuk tidak melanjutkan kasus tersebut.
“Saya hanya ingin menuntut keadilan. Saya masih mendapat ancaman akan dihukum dan dijadikan contoh. Anak-anak kami tidak bisa keluar rumah karena takut.”
Pelaku penodaan Al Quran bisa dihukum mati atau dipenjara seumur hidup berdasarkan UU anti-penghujatan agama Pakistan.
Kelompok pegiat HAM mengatakan UU ini sering digunakan untuk menyelesaikan dendam pribadi.
Komisi Hak Asasi Manusia sudah mengirim tim untuk menyelidiki kasus ini. Kata mereka, pasangan itu sedang punya masalah soal uang dengan pemilik tempat pembakaran bata – orang berpengaruh di sana.
Mereka juga tidak menemukan bukti kalau pasangan itu telah menodai Al Quran.
Muhammad Husain adalah polisi yang menangani kasus ini. Dia mengatakan polisi telah menangkap 50 orang yang diyakini terlibat dalam pembunuhan pasangan itu.
“Kami telah mengerahkan polisi di sekitar tempat pembakaran bata untuk menjaga ketertiban. Kami telah menyisir daerah itu sehingga tidak ada lagi insiden buruk yang terjadi. Kami telah menangkap beberapa pelaku dan sedang mencari pelaku lain.”
Masyarakat lokal juga mengecam pembunuhan brutal itu. Tapi mereka tidak merasakan ketakutan seperti yang dirasakan komunitas Kristen di sana.
Kata mereka, polisi seharusnya bisa menghentikan pembunuhan itu.
Sardar Nabi adalah politikus lokal.
“Tidak ada keraguan kalau hukum telah gagal ditegakkan. Sebenarnya polisi di sekitar tempat kejadian bisa dengan mudah menghentikan massa jika mereka mengambil tindakan serius.”
Ada sekitar 4,5 juta buruh di Pakistan.
Mereka bekerja keras demi upah yang kecil setiap hari. Sering kali mereka dibayar di depan, lalu bekerja selama 14 hingga 17 jam per hari untuk membayar utang itu.
Meeran yang berusia 52 tahun telah bekerja sebagai buruh selama 40 tahun. Dia meminjam uang dari pemilik pembakaran bata untuk membayar biaya pengobatan putranya.
Dia mengaku khawatir setelah kasus pembunuhan pasangan itu.
“Saya sekarang selalu ketakutan dan saya tidak akan bekerja di sini kalau ada altenatif lain untuk mencari uang.”
Dituding Nodai Quran, Pasangan Kristen Pakistan Dibakar Hingga Tewas
Penyidik mengatakan pasangan itu dituduh telah menodai Al Quran

INDONESIA
Jumat, 14 Nov 2014 16:49 WIB

Pakistan, Kristen, Penodaan agama, Mudassar Shah
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai