Bagikan:

Tarian Manusia Lumpur ala Papua Nugini

Tarian manusia lumpur dari Suku Asaro yang tinggal di daerah terpencil Komunive di Provinsi Eastern Highlands.

INDONESIA

Sabtu, 02 Nov 2013 12:16 WIB

Author

Vitri Angreni

Tarian Manusia Lumpur ala Papua Nugini

Papua Nugini, Manusia Lumpur, Suku Asaro, tarian, Vitri Angreni

Tertarik berkunjung ke Papua Nugini? Acara tahunan Sing-Sing di Garoka bisa jadi pilihan Anda untuk mencecap kekayaan budaya negara tetangga kita itu. Dan pertunjukan yang paling dinantikan banyak orang adalah tarian manusia lumpur dari Suku Asaro yang tinggal di daerah terpencil Komunive di Provinsi Eastern Highlands.

Tarian ini bercerita tentang sekelompok anggota suku yang baru saja pulang berburu dan mendapati rumah mereka dirampok. Selain kehilangan harta benda, para perempuan suku ikut dibawa musuh. Pelakunya adalah warga desa tetangga yang terkenal kejam dan merupakan pejuang yang tak terkalahkan. Meski begitu, warga suku ini bertekad untuk menyelamatkan kaum perempuan mereka. Para lelaki ini berkumpul dekat sungai Asaro menunggu gelap sebelum mendatangi kampung musuh.

Ketika hari sudah gelap mereka mulai berjalan menuju desa tetangga. Karena gelap mereka kehilangan arah dan akibatnya jatuh ke kolam lumpur. Ketika muncul ke permukaan, tubuh mereka tertutup lumpur putih tebal. 

Saat ‘manusia lumpur’ ini memasuki desa musuh, penduduk desa itu jadi ketakutan. Mereka berpikir kalau yang datang adalah roh-roh jahat yang mau mengambil jiwa mereka. Menurut kebudayaan setempat, sebagian besar suku di Papua Nugini memang sangat takut pada roh. Begitu musuh pergi, para manusia lumpur itu membawa pulang perempuan desa mereka yang ditawan.
 
Sejak itu, untuk menakuti-nakuti musuh, warga desa Asaro kerap melumuri tubuh mereka dengan lumpur sungai Asaro. Tapi wajah mereka tidak ikut dilumuri, karena warga meyakini lumpur Sungai Asaro beracun. Untuk melindungi wajah, mereka membuat topeng dari kerikil yang dipanaskan dan dicampur dengan air dari air terjun.

Desain topeng itu juga dibuat menyeramkan. Topeng itu bisa punya telinga panjang atau sangat pendek, dibuat menempel ke dagu atau mencuat ke atas. Alis topeng itu dibuat panjang dan saling beradu. Posisi mulutnya pun kadang dibuat menyamping. Tak jarang topeng itu dilengkapi tanduk. Selain itu mereka juga melengkapi penyamaran mereka dengan kuku tangan buatan yang panjangnya mencapai 5 sentimeter.

Tarian ini pertama kali dibawakan tahun 1975. Saat pertama kali ditampilkan, para penonton lari ketakutan melihat penampilan para penari. Kini manusia lumpur Asaro menjadi daya tarik wisata utama untuk Papua Nugini, ditonton ribuan orang yang datang dari luar negeri.

Tarian ini juga ditampilkan untuk menyambut tamu negara yang berkunjung ke Papua Nugini seperti Perdana Austaralia Julia Gillard serta Kevin Rudd. (emtv.com.pg, indonesiatraveling.com)




Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending