Bagikan:

Oposisi Kamboja Luncurkan Stasiun TV Online Pertama

CNRP TV itu digambarkan sebagai

INDONESIA

Sabtu, 16 Nov 2013 14:15 WIB

Author

Sorn Sarath

Oposisi Kamboja Luncurkan Stasiun TV Online Pertama

Cambodia, CNRP, stasiun TV, reformasi politik, Sorn Sarath

Partai oposisi Kamboja, CNRP, meluncurkan TV online mereka pekan ini.

Stasiun TV bernama CNRP TV itu digambarkan sebagai ‘ujian’ terhadap reformasi politik di negara itu.

Stasiun TV itu juga ingin mendobrak dominasi partai berkuasa terhadap media, yang saat ini punya 9 stasiun TV.

Seorang petani korban banjir di Provinsi Battambong meminta bantuan lewat TV.

Ini adalah bagian dari program baru yang disiarkan oleh CNRP TV.

Direktur Humas CNRP, Mu Sochua, mengatakan mereka ingin memberi ruang bagi masyarakat untuk menyuarakan pendapat mereka.

“Kami ingin menggunakan TV online ini sebagai tempat masyarakat menyuarakan pendapat mereka. Kami akan mengundang para tamu. Ini bukan hanya untuk partai kami, tapi juga membuka ruang untuk kebebasan berekspresi, untuk berdemokrasi. Dan ini akan menjadi tempat yang tepat bagi mereka yang ingin tampil di TV. Ini awal yang baik.”

CNRP TV menampilkan beberapa program baru, termasuk aktivitas para pemimpin partai dan perbincangan seputar politik.

Mu Sochua mengatakan mereka ingin menjangkau penonton baru yaitu generasi muda.

“Orang muda punya akses ke internet. Dan internet sangat murah di Kamboja. Jadi kita akan membuat TV online untuk menjangkau mereka dan mempertahankan popularitas partai oposisi.”

Socheat Lach yang berusia 26 tahun adalah mahasiswa hukum di sebuah unviersitas di Phnom Penh.

Ia mengatakan media lokal tidak memberitakan informasi soal apa yang sebenarnya terjadi di Kamboja.

“Misalnya Khmer TV tidak menyiarkan informasi tentang pekerja yang melakukan pemogokan. Saya malah menontonnya di media asing. Padahal dalam hukum disebutkan kalau setiap orang berhak untuk mengakses informasi, tapi kami tidak mendapatkannya.”

Belum lama ini terjadi aksi mogok yang dilakukan ribuan pekerja garmen. Mereka memprotes upah murah dan menuntut kondisi kerja yang lebih baik.

Mereka berasal dari pabrik-pabrik yang membuat pakaian untuk GAP, H&M dan merek internasional lainnya. 

Polisi anti huru hara Kamboja menggunakan tongkat, gas air mata dan senjata untuk membubarkan aksi itu. Seorang perempuan tewas dan lebih dari 30 pengunjuk rasa dan polisi terluka dalam bentrokan itu.

Tidak satu pun stasiun TV dan radio yang disponsori pemerintah menyiarkan aksi unjuk rasa itu.

Tapi Mu Sochua dari CNRP TV mengatakan rekaman aksi itu segera beredar di dunia maya.

“Stasiun-stasiun TV itu tidak menyiarkan pemogokan pekerja seperti hari ini. Polisi menembak, membunuh dan melukai pekerja yang mogok sehingga satu perempuan tewas. Anda tidak melihat ini di TV atau mendengarnya di radio pemerintah. Tapi sekarang ada orang-orang merekam apapun yang terjadi di jalanan dan mengunggahnya ke Facebook.”

Partai oposisi telah mengajukan permohonan untuk mendapatkan izin siaran.

Tapi pemerintah berpendapat lisensi TV tidak bisa diberikan kepada partai politik.

Phay Siphan adalah juru bicara pemerintah.

“Mereka punya hak untuk melakukan semuanya, seperti berkampe langsung ke masyarakat ke akar rumput. Tapi kami tidak ingin pertarungan juga terjadi di udara.”

Tapi 9 stasiun TV gratis di negara itu dikendalikan atau berkongsi dengan Perdana Menteri Hun Sen atau partai berkuasa, CPP.

Salah satunya adalah Bayon TV, milik putri Hun Sen, Hun Mana.

Banyak yang percaya, stasiun TV itu bersikap bias terhadap CPP dan keluarga Perdana Menteri.

Tapi seiring semakin banyak pengguna internet di negeri ini selama tiga tahun terakhir ... sebagian besar berusia 18 sampai 25 tahun.... ini ikut mengubah tren politik, kata analis politik Kem Ley.

“Masyarakat akan mendapatkan banyak informasi. Di masa lalu mereka hanya mendapatkan informasi dari media CPP. Tapi sekarang CNRP punya stasiun TV online, sehingga masyarakat bisa mendengar dari sisi lain.”

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending