Bagikan:

Mencari Jejak Mi

Dari Itali atau Cina?

INDONESIA

Jumat, 15 Nov 2013 17:13 WIB

Mencari Jejak Mi

Mi, Cina, Italia, Makanan, Aika Augustine

Siapa tak kenal makanan yang satu ini. Dengan beragam variasi bentuk dan cara memakan, bisa jadi ini adalah santapan Anda sehari-hari. Tapi dari mana sebenarnya mi berasal?

Dan ini pun sudah jadi perdebatan dunia selama bertahun-tahun. Ada yang mengklaim mi datang dari Italia, ada juga yang bilang mi datang dari Cina. Ada juga yang berpendapat kalau mi pertama kali diciptakan di Timur Tengah.

Perdebatan soal asal muasal mi mulai muncul pada 2005 ketika ditemukan mi tertua di Cina. Menurut hasil penelitian arkeologi, umur mi diperkirakan mencapai 4000 tahun. Tapi bagaimana bisa sampai ke Italia? Konon saat Marco Polo sang penjelajah berkunjung ke Cina, dia membawa mi sebagai oleh-oleh. Mi itu yang kemudian diolah dan dikembangkan dengan cita rasa Italia... dan kini dikenal sebagai pasta. Namun sejarah juga membuktikan bahwa seni menggulung gandum berasal dari Timur Tengah dan mi dianggap sebagai karya seni dari menggiling gandum itu.

Di masa awal mi diproduksi secara manual, sampai ditemukan mesin pembuat mi pada tahun 700-an. Mi pun segera menyebar seluruh kawasan Asia. Pada tahun 1854 seorang laki-laki Jepang bernama T. Masaki membuat mesin pembuat mi massal dan kini mi instan bisa dinikmati semua orang.

Mi yang diproduksi ada dua macam: kering dan basah. Mi kering yang sering disebut mi telur ini punya kandungan air rendah, sekitar 13 persen. Sementara kandungan air di mi basah mencapai 52 persen. Karena basah, mi ini cepat basi dan hanya bisa bertahan sehari. Bahan baku kedua mi ini sama yaitu telur dan terigu.

Bagi bangsa Cina, mi bukan sekadar makanan melainkan simbol kehidupan yang panjang. Mi yang panjang dan tak mudah putus dianggap sebagai gambaran umur panjang. Karena itulah mi jadi sajian wajib di acara ulang tahun atau tahun baru. Di Cina, mi bahkan seringkali menggantikan fungsi kue ulang tahun. (nationalgeographic.com, foodservicewarehouse.com, lifeinitaly.com)

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending