Bagikan:

Kasus Kanker Tiroid Terdeteksi di Anak-anak Fukushima

Sejumlah besar kasus kanker tiroid ditemukan pada anak-anak di Fukushima dan ini tidak pernah diperkirakan sebelumnya.

INDONESIA

Sabtu, 09 Nov 2013 13:08 WIB

Kasus Kanker Tiroid Terdeteksi di Anak-anak Fukushima

Jepang, kanker tiroid, nuklir, Fukushima, Radio Australia

Yuta Koike yang baru berusia 2 tahun tidak mau diam.

Setiap kali perawat mau memeriksa lehernya dia menangis, menendang dan mencoba turun dari tempat tidur.

Ibunya Tomoko Koike membawa Yuta dan kakaknya Saki, yang berusia 4 tahun, untuk pemeriksaan kelenjar tiroid.

Dia takut akan dampak dari pembangkit nuklir Fukushima yang tak jauh dari tempat tinggalnya.

“Saya khawatir tapi saya yakin mereka baik-baik saja. Saya harap mereka baik-baik saja.”

Sebelum kebocoran nuklir, Dinas Kesehatan setempat memperkirakan angka pengidap kanker tiroid pada anak-anak Fukushima adalah satu atau dua kasus untuk setiap satu juta anak.

Tapi sejak bencana itu, pemerintah daerah Fukushima melakukan program pemeriksaan besar-besaran.

Ada sekitar 200 ribu anak yang sudah diperiksa.

Ternyata ditemukan 18 kasus yang dikonfirmasi kanker tiroid dan 25 lebih kasus dugaan kanker – dan angka ini sangat tinggi.

Akira Sugenoya adalah Walikota Kota Matsumoto di Nagano.

Dia juga ahli bedah tiroid terkemuka yang pernah merawat anak-anak pengidap kanker tiroid selama 5 tahun di Ukraina dan Belarus setelah bencana Chernobyl.

“Saya melihat jumlah kasus kanker tiroid pada anak-anak cukup tinggi di Fukushima saat ini. Para dokter di Fukushima mengatakan seharusnya kasus ini tidak muncul secepat ini, sehingga mereka bilang ini tidak ada kaitannya dengan bencana nuklir itu. Tapi alasan itu sangat tidak ilmiah dan tidak bisa diterima.”

Tapi ahli lain yakin tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

“Setelah peristiwa Fukushima saya ragu akan terjadi peningkatan kasus kanker tiroid di Jepang.”

Profesor Geraldine Thomas adalah spesialis patologi molekuler kanker di Imperial College London.

Dia juga membantu mendirikan Chernobyl Tissue Bank, yang menganalisis sampel dari orang-orang yang terkena radiasi pasca bencana nuklir pada tahun 1986.

Menurut dia ada alasan sederhana mengapa kasus kanker tiroid pada anak-anak Fukushima ini tinggi.

“Jika Anda menggunakan teknik yang sangat sensitif, seperti yang dilakukan orang Jepang, Anda akan menemukan sesuatu.”

Semua orang sepakat kalau mendeteksi kanker tiroid sejak dini itu penting karena akan lebih mudah diobati.

Tapi Dinas Kesehatan Fukushima bertindak diam-diam. Mereka bahkan menolak permintaan kami untuk merinci usia korban kanker tiroid dengan alasan ini adalah data pribadi pasien.

Penolakan ini menimbulkan kecurigaan spesialis tiroid, Akira Sugenoya.

“Saya masih marah. Menurut saya mereka punya data dan aneh kalau mereka tidak mau membukanya.”

Bukan hanya data tiroid yang dirahasiakan.

Mereka juga merahasiakan pertemuan awal panel Fukushima yang diisi dengan pemeriksaan anak-anak di kawasan itu.

Bagi orangtua yang cemas seperti Tomoko Koike, ia merasa ada yang ditutupi.

“Saya merasa mereka tidak mengatakan semuanya. Saya tidak percaya dengan apa yang mereka katakan. Saya jadi khawatir dengan masa depan anak-anak saya.  Ini membuat saya tertekan.”

Kekhawatiran Tomoko Koike bertambah saat ditemukan kista pada kelenjar tiroid putrinya Saki, yang berusia 4 tahun.

Meskipun dianggap tidak ganas, kista harus dipantau selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending