Bagikan:

Di Filipina Jurnalis Dibunuh, Keluarga Trauma

Filipina ada di peringkat teratas sebagai negara yang membiarkan para pelaku pembunuhan jurnalis tak tersentuh oleh hukum.

INDONESIA

Senin, 14 Okt 2013 15:29 WIB

Di Filipina Jurnalis Dibunuh, Keluarga Trauma

Filipina, Calapan City, jurnalis, pembunuhan, Madonna Virola

Saya berjalan melewati gang sempit... di ujung sana ada apartemen yang kecil dan gelap.

Inilah rumah Editha Bico yang berusia 43 tahun bersama 3 anaknya... tanpa ayah mereka.

“Saat itu di luar hujan. Saya berlari sekencang-kecangnya dan menemukan suami saya sekarat .... orang-orang yang melihatnya sangat ketakutan.”

Suami Editha, Vergel Bico, ditembak dua kali di kepala oleh dua pria bersenjata hanya beberapa meter dari rumah.

Ia tengah berada di motor membawa ikan untuk makan malam keluarganya hari itu.

“Kami ketakutan. Setiap kali mendengar suara motor, kami ingat pembunuhan itu. Anak-anak saya masih tidak percaya kalau ayah mereka sudah tiada. Mereka tidak lagi mau bermain-,main. Tatapan mereka kosong dan sedih...bahkan kadang mereka juga bermimpi buruk.”

Vergel Bico adalah jurnalis di surat kabar mingguan di Calapan City.

Ia diyakini tewas lantaran tulisannya soal perjudian ilegal.

Bico adalah jurnalis kedua yang dibunuh di pekan itu.

Jurnalis satunya adalah Fernando Solijon, seorang penyiar radio yang kerap mengkritik politisi lokal dalam programnya.

Editha tidak siap harus kehilangan sang suami secepat ini.

“Dia cerita soal ancaman pembunuhan, tapi tidak cerita lebih banyak lagi. Dia minta saya untuk tidak ikut campur. Kadang saya menyalahkan diri sendiri. Jika dia masih hidup saya akan paksa dia untuk bercerita lebih banyak soal pekerjaannya.”

Jurnalis senior Juancho Mahusay adalah teman Bico.

Kata dia, menjadi jurnalis adalah pekerjaan yang berbahaya... dan resiko ini mesti dipahami pihak keluarga.

“Para jurnalis dalam mengejar berita kadang mendapat berbagai ancaman - tuntutan hukum atau bahkan kematian. Jadi jika situasi ini sepenuhnya diketahui keluarga mereka, mungkin trauma yang dialami tidak akan begitu parah. Bagi saya, jurnalis yang berada di daerahlah yang paling sulit dan rentan mengalami berbagai ancaman.”

Menurut Persatuan Jurnalis Nasional hampir 160 jurnalis dibunuh di Filipina sejak runtuhnya pemerintahan diktator Ferdinand Marcos pada 1986.



Tapi otak di balik pembunuhan itu tidak pernah ditangkap.

Pembunuhan ini  meninggalkan trauma berat pada istri dan anak-anak korban yang tidak siap kehilangan orang yang mereka sayangi.

Rowena Paraan adalah Ketua Persatuan Jurnalis yang mendampingi keluarga Bico.

“Kami punya kegiatan psiko-sosial bagi pasangan yang masih hidup. Kami melihat banyak istri yang tidak tahu apa pun soal pekerjaan suami mereka.. yang kebanyakan adalah penyiar. Ketika suami dibunuh, dampaknya jauh lebih besar dan traumanya jauh lebih dalam ... Mereka tidak mengerti bagaimana bisa orang yang mereka cintai bisa dibunuh dengan begitu brutal.”

Polisi sudah membentuk satuan tugas khusus untuk menangani kasus Vergel Bico.

Tapi dengan makin bertambahnya jumlah kasus pembunuhan yang tidak terpecahkan, artinya jalan makin panjang bagi jurnalis untuk mendapatkan keadilan.

Rowena berharap media lokal bisa segera memberikan pemahaman betapa bahayanya pekerjaan sebagai jurnalis bagi keluarga.

Tapi ini sudah terlambat bagi Editha Bico dan ketiga anaknya.

“Sangat sulit menjadi orangtua tunggal. Saya tidak tahu kapan rasa sakit dan susah tidur berkepanjangan ini akan berakhir. Saya hanya bisa memeluk anak-anak saya erat-erat. Saya bilang ke mereka, semua akan baik-baik saja. Ini akan berakhir suatu hari nanti. Saya harus kuat demi anak-anak saya.”


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending