Bagikan:

Pemimpin Baru Afghanistan Janjikan Kesetaraan Hak Bagi Perempuan

Presiden baru Afganistan berjanji akan memberikan peran yang lebih besar pada perempuan dalam pemerintahannya yang baru.

INDONESIA

Senin, 29 Sep 2014 13:02 WIB

Author

Ghayor Waziri

Pemimpin Baru Afghanistan Janjikan Kesetaraan Hak Bagi Perempuan

Afghanistan, Presiden, pemilu, politik, Ghayor Waziri

Yousuf Nuristani dari Komisi Pemilihan Umum Afghanistan mengumumkan kesepakatan pembagian kekuasaan. Ini sekaligus mengakhiri lima bulan ketidakpastian soal siapa pemenang pemilu.

“Akhirnya komisi pemilihan umum bisa menyatakan Doktor Muhammad Ashraf Ghani Ahmadzai sebagai Presiden Afghanistan berikutnya dan menjadi pemenang pemilihan presiden. Kami berharap dia sukses dan bisa mencapai hal-hal baik bagi rakyat Afghanistan.”

Ashraf Ghani dan calon presiden saingannya, Abdullah Abdullah, kemudian berpelukan saat upacara singkat di dalam istana presiden.

Bekas presiden Hamid Karzay ikut menyaksikan momentum itu.

“Kesepakatan ini merupakan keinginan rakyat Afghanistan. Bagi kedua saudara saya ini, saya berharap semoga Anda sukses dan bisa melakukan apa yang saya belum mampu lakukan dan menyelesaikan pekerjaan yang sudah saya mulai.”

Berdasarkan kesepakatan itu, Abdullah Abdullah akan mengisi posisi yang baru dibuat yaitu CEO alias pemimpin eksekutif negara.

Sardar Muhammad Rahimi dari tim presiden terpilih menjelaskan apa peran jabatan itu.

“Sebenarnya posisi CEO seperti posisi perdana menteri eksekutif. Tugas utamanya adalah memimpin dewan menteri, melakukan kegiatan administrasi eksekutif dan pemerintahan, membuat kebijakan umum dan bekerja dengan Presiden untuk membuat keputusan penting.”

Berakhirnya kebuntuan politik ini membuat lega. Tapi banyak warga Afghanistan yang marah karena penghitungan suara akhir tetap rahasia.
 
Meski ada ancaman kekerasan oleh Taliban, jutaan pemilih ternyata tetap memilih. Tapi pemilu ini tampaknya berakhir seperti kesepakatan di antara elit ketimbang sebuah latihan demokratis.

Sharifa Sherzad seorang mahasiswa di Kabul.

“Ini sangat menyakitkan. Masyarakat benar-benar berharap banyak saat datang ke TPS, untuk memilih presiden mereka berikutnya. Masyarakat tetap mencoblos meski beresiko. Tapi sayangnya para elit bermain-main dengan suara kami. “

Tapi pendukung Ashraf Ghani Ahmadzai telah merayakan kemenangan ini di seluruh negeri.

Akhter Muhammad yang berusia 25 tahun mengikuti perayaannya di Kabul.

“Saya sangat senang, saya ingin mengucapkan selamat kepada Ashraf Ghani Ahmadzai. Dia adalah yang terbaik untuk negara kita.”

Ashraf Ghani Ahmadzia sebelumnya bekerja di PBB dan Bank Dunia.

Dia berasal dari keluarga Pashtun yang berpengaruh.

Dalam pidato kemenangannya, dia menyatakan keinginannya agar perempuan Afghanistan terwakili di tingkat tertinggi pemerintahan, termasuk di Mahkamah Agung. Di sana tidak ada hakim perempuan yang pernah menjabat.

“Kami bertanggung jawab atas setiap rakyat Afghanistan. Perempuan harus dihormati dan punya hak yang sama dengan laki-laki. Pemerintahan kita akan menjadi pemerintahan yang sah, pemerintahan yang bekerja untuk keadilan sosial, pemerintahan yang efisiensi dan transparan.”

Analis politik lokal Payenda Muhammad Hekmat Safi mengatakan Presiden terpilih Ashraf Ghani akan kesulitan bekerja sama dengan bekas saingannya. Tapi dia yakin Ashraf Ghani mampu menyelesaikan tugasnya.

“Jika kita bandingkan Ashraf Ghani dengan Presiden Karzay, dia sudah punya pengalaman dalam manajemen dan dia manajer yang baik. Saya pikir kemampuan Ashraf Ghani lebih dari Hamid Karzay. Tapi dia juga menghadapi banyak tantangan, seperti perang yang sedang berlangsung. Namun Presiden Karzay mengambil kendali kekuasaan ketika belum ada sistem dan semuanya kacau. Sekarang Ashraf Ghani mengambil alih pada saat semuanya sudah baik.”

Kesepakatan pembagian kekuasaan ini menarik kedua tim untuk memerintah bersama-sama dalam semangat kemitraan, mengingat tanggung jawab mereka kepada rakyat Afghanistan.

Tapi mereka tidak setuju pada begitu banyak hal. Setelah kampanye pemilu yang begitu sengit dan perselisihan selama berbulan-bulan, banyak yang khawatir tidak ada jaminan stabilitas pemerintahan.



Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending