Bagikan:

Berbagi Puisi Dengan Seorang Teman, Penyair Korea Utara Dipenjara

INDONESIA

Senin, 01 Sep 2014 16:12 WIB

Author

Vitri Angreni

Berbagi Puisi Dengan Seorang Teman, Penyair Korea Utara Dipenjara

Korea Utara, Penyair, Do Myourng-hak, kebebasan berekspresi, Vitri Angreni

Penyair Korea Utara Do Myourng-hak dipenjara karena menulis dua puisi satir.

‘Pass the one-eyed’ bercerita tentang sebuah kisah nyata seorang pria bermata satu yang harus ikut wajib militer. Pria itu diberitahu tahu dia bisa menembak hanya dengan satu mata.

Puisi itu tidak pernah dipublikasikan, hanya dibaginya dengan seorang teman yang berubah menjadi mata-mata negara...

Vitri Angreni bertemu dengan sang penyair yang belum lama ini mengunjungi Jakarta dan bertanya bagaimana perasaannya pada teman yang menghianatinya itu. 


“Orang yang melaporkan saya ternyata juga mengalami masalah dengan pemerintah. Jadi ini adalah keputusan putus asa untuk melaporkan orang lain demi menyelamatkan dirinya. Awalnya saya ingin membunuh dia untuk balas dendam. Tapi setelah saya melarikan diri ke Korea Selatan dan mengingat kembali masa itu, saya akhirnya memahami alasan dia dan situasinya saat itu.” 

Q. Apa yang terjadi selama Anda dipenjara?

“Saya ditahan di pusat penahanan Biro Intelijen Nasional. Jadi bukan penjara yang sebenarnya. Awalnya saya pikir tidak akan lama ditahan di sana, tapi ternyata masa penahanan saya terus diperpanjang. Selama tiga tahun saya terus menerus diinterogasi. Kasus saya agak berbeda dengan yang lain karena saya tidak disiksa secara fisik. Saya dipukuli, tapi tidak serius dan saya bisa bertahan. Tapi yang paling buruk adalah soal makanan dan kurang tidur. Mereka tidak memberi saya makan selama berhari-hari dan tidak membolehkan saya tidur. Mereka juga berbohong soal keluarga saya di rumah. Saya disiksa secara mental.” 

Q. Setelah dibebaskan apakah Anda langsung menulis lagi?
 
“Tidak. Setelah bebas saya tidak bisa menulis lagi, karena pemerintah lewat tetangga saya terus mengawasi sepanjang waktu. Kesehatan saya juga memburuk. Saya harus mengembalikan kesehatan saya. Begitu saya sembuh, saya memutuskan untuk pergi dari negeri itu.”

Q. Sekarang Anda tinggal di Seoul  dan mulai menulis lagi...tema apa yang Anda jadikan inspirasi tulisan?

“Beragam. Sebagian besar tentang kehidupan di Korea Utara. Juga soal reunifikasi di Korea. Saya biasanya menulis puisi, tapi juga menulis novel dan kadang esai. Saya juga kadang-kadang menulis kolom untuk surat kabar.”

Q. Apakah keluarga Anda masih ada di Korea Utara atau sudah bersama Anda di Korea Selatan?

“Saya yang pergi pertama sendirian. Ketika saya bisa mengumpulkan uang, saya bisa membawa keluarga saya satu persatu. Sekarang semua anggota keluarga saya sudah di Korea Selatan dalam keadaan aman.” 

Q. Apakah Anda diberitahu apa alasan Anda ditahan?

“Saya diberitahu penyidik kalau saya sudah melakukan kejahatan karena mengkritik negara dan rakyatnya. Tindakan saya disebut anti-propaganda melawan pemerintah.”

Itu tadi Do Myourng-hak, seorang penyair Korea Utara yang kini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PEN di Pusat Penulis Korea Utara di Pengasingan. Lembaga ini berbasis di Korea Selatan.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending