Bagikan:

Kerusuhan Komunal di Uttar Pradesh India

Pemerintah negara bagian India Utara, Uttar Pradesh, tengah menyusun daftar para korban yang terkena dampak kerusuhan belum lama ini.

INDONESIA

Sabtu, 21 Sep 2013 16:15 WIB

Kerusuhan Komunal di Uttar Pradesh India

India, kerusuhan komunal, Uttar Pradesh, Bismillah Geelani

Pemerintah negara bagian India Utara, Uttar Pradesh, tengah menyusun daftar para korban yang terkena dampak kerusuhan belum lama ini.

Sekitar 50 orang tewas dan lebih dari 40 ribu orang harus mengungsi akibat kerusuhan komunal yang meletus awal bulan itu.

Pemerintah sudah menarik pasukannya dan mencabut jam malam di daerah konflik tersebut.

Negara bagian itu memang punya sejarah panjang kekerasan komunal tapi selama beberapa tahun belakangan ini situasinya cukup tenang.

Di sebuah kamp pengungsi di pinggiran New Delhi, Yasmeen 35 tahun meratapi kehilangan suami dan ayah mertuanya.

Keduanya tewas dalam kerusuhan komunal di negara bagian Uttar Pradesh awal bulan ini. 

Dia meninggalkan 3 anak dan orangtuanya di desa tapi berhasil meloloskan diri dengan putrinya yang baru berusia 3 tahun.

“Mereka mengepung desa kami selama tiga hari, menutup semua jalan keluar dan masuk serta memutuskan aliran listrik. Kami tidak boleh mengisi batere telefon selular. Pada malam hari, mereka menyerang kami. Mereka berteriak, ‘jangan sampai ada Muslim yang tersisa, bunuh mereka, bakar rumah mereka dan bawa para gadisnya.’ Kami meninggalkan semuanya dan melarikan diri dalam gelap.”

Di distrik Muzaffar Nagar, pusat kerusuhan, Narender Singh yang berusia 65 tahun masih berjuang mengatasi rasa sedihnya akibat kehilangan putranya, Virender.

“Ia pulang ke rumah bersama beberapa tetangga naik traktor saat segerombolan Muslim menghentikan mereka. Gerombolan itu langsung menembaki mereka, lalu menyerang mereka dengan pisau, kapak dan batu. Mereka membunuh putra saya dan 3 orang lainnya.”

Pemicu munculnya kerusuhan itu adalah perkelahian antarpenduduk lokal.

Diduga seorang perempuan Hindu mengalami pelecehan seksual, dan perkelahian itu berjung pada tewasnya seorang pria Muslim.

Kerabat korban meninggal itu lalu membunuh dua pria Hindu yang dianggap bertanggung jawab atas kematian tersebut.

Beberapa hari kemudia, muncul sebuah video di You Tube yang memperlihatkan ada dua pria dipukuli sampai mati oleh segerombolan orang.

Banyak yang percaya kalau dua pria di video itu adalah orang Hindu yang dibunuh oleh Muslim.

Pejabat kepolisian Arun Kumar mengatakan video itu sebenarnya dibuat di Pakistan dan diunggah 3 tahun lalu.

“Kami langsung menghapus video itu tapi beberapa orang yang sudah menyalinnya ke cakram padat dan disebarkan di daerah itu. Inilah yang menyulut ketegangan dan bentrokan.”

Penduduk setempat seperti Tomar Singh berusaha memberikan pengertian pada yang lain kalau video itu tidak asli.

“Kami memberitahu masyarakat dan memasang pesan di Facebook yang menyatakan kalau video itu tidak terjadi di India. Banyak orang terpelajar yang menerima pesan itu tapi di daerah pedesaan sulit untuk menghentikannya. Di sana masyarakat dengan mudah mempercayai hal-hal semacam ini dan menghancurkan segalanya.”
 
Sedikitnya 50 orang meninggal, ribuan orang terluka dan puluhan ribu orang harus mengungsi selama kerusuhan itu.

Seema Mustafa adalah ketua tim pencari fakta di daerah tempat kerusuhan.

“Masyarakat yang bertetangga saling serang tapi tidak ada orang luar yang masuk. Penduduk desa-lah yang menghasut dan memprovokasi untuk menyerang. Dan dampaknya sangat traumatis. Dan dugaan telah terjadi pembersihan etnis, dimana aksi kekerasan ini tidak akan membunuh banyak orang tapi memaksa banyak orang untuk mengungsi. Dan ketika penduduk Muslim melarikan diri, rumah mereka dijarah dan dibakar.”

Prakash Singh, seorang bekas pejabat polisi. Ia menyalahkan pemerintah daerah yang tidak bertindak sejak peristiwa pertama terjadi.

“Kejadian awalnya saat kedua kelompok saling mengganggu. Lalu setelah itu terjadi satu pembunuhan dan diikuti pembunuhan yang lain. Jika polisi benar-benar menangkap pelakunya saat itu maka situasi buruk ini bisa diredam.”

Tapi para analis yakin ada konspirasi politik di balik kerusuhan itu.

Sebuah pengadilan India sudah memerintahkan penangkapan 16 politisi dan pemimpin masyarakat karena mendorong terjadinya kekerasan dengan menyebarkan video itu.

Jurnalis senior Yoginder Yadav mengatakan satu-satunya cara untuk menghentikan ini adalah memisahkan unsur komunal dari politik.

“Masyarakat harus menyatakan dengan jelas kalau ada politisi yang terlibat dalam kekerasan komunal mana pun, maka karirnya akan tamat. Inilah satu-satunya cara agar masyarakat India bisa bertahan “




Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending