Bagikan:

India Berjuang Menaikkan Terpuruknya Rupee

Rakyat India berharap Gubernur Bank Sentral India yang baru bisa menyelamatkan mereka dari parahnya kekacauan ekonomi.

INDONESIA

Minggu, 01 Sep 2013 12:12 WIB

India Berjuang Menaikkan Terpuruknya Rupee

India, ekonomi, rupee, Gubernur Bank Sentral, Bill Birtles Radio Australia

Rakyat India berharap Gubernur Bank Sentral India yang baru bisa menyelamatkan mereka dari parahnya kekacauan ekonomi.

Beberapa tahun yang lalu, pertumbuhan ekonomi India mencapai 8 persen per tahun dan dianggap salah satu raksasa Asia yang tengah berkembang.

Tapi kini berubah – pertumbuhan melambat, nilai Rupee terpuruk dan pemerintah berupaya memperbaiki ekonomi yang goyah.

Dan ini adalah tantangan berat bagi Gubernur Bank Sentral yang baru, Raghuram Rajan.

Ekonomi India sudah menurun selama beberapa tahun belakangan, tapi kepanikan mulai muncul pekan lalu saat Rupee menyentuh posisi terendah yang baru.

Mata uang itu telah kehilangan lebih dari 15 persen nilai tukarnya terhadap dolar Amerika Serikat dalam 4 bulan terakhir.

Ini membuat Menteri Keuangan India, Palaniappan Chidambaram prihatin.

“Akibat perlambatan global dan beberapa faktor domestik, perekonomian India mengalami tantangan. Dalam 12 bulan terakhir pemerintah telah mengambil sejumlah langkah untuk menahan inflasi dan menghidupkan kembali investasi dan pertumbuhan ekonomi. Sudah terlihat hasilnya tapi ada banyak tantangan yang harus diatasi.”

Dr Geethanjali Nataraj, ekonom di Observer Research Foundation di Delhi mengatakan negara ekonomi ketiga terbesar di Asia ini menghadapi masalah di segala bidang.

“Indeks produksi industri menurun dan defisit transaksi saat ini meningkat. Angka pengangguran juga tinggi, pertumbuhan Produk Domestik Bruto menyusut, dan seluruh dasar ekonomi berjalan sangat buruk.”

Salah satu faktor pendorong menurunnya nilai Rupee adalah naiknya angka defisit di India karena impor minyak mentah ... dan impor emas India.

Dr Nataraj mengatakan pemerintahan koalisi yang dipimpin Perdana Menteri Manmohan Singh, belum bisa menangani masalah ini dengan baik.

“Pemerintah begitu terjebak dalam skandal korupsi dan mengabaikan sektor ekonomi.”

Pemerintah India sudah mencoba mengatasi masalah ekonomi ini.

Bank Sentral melakukan intervensi dengan membeli lebih banyak obligasi pemerintah, dan memberlakukan batasan baru jumlah uang yang bisa dibawa keluar negeri.

Tapi Ekonom Santinder Bhatia dari Institut Perdagangan Luar Negeri India mengatakan kebijakan tersebut belum sepenuhnya berhasil.

“Jika ekonomi Anda tidak menunjukkan kekuatan fundamental, maka langkah-langkah moneter tidak akan bisa efektif. Bahkan langkah moneter seperti kenaikan suku bunga dan penambahan kewajiban bisa menambah krisis.’

Menurut Dr Bhatia, nilai Rupee hampir berada di titik terendah.
 
Dan Raghuran Rajan, 50 tahun, lah yang ditugasi memilah kekacauan ini.

Ia sebelumnya adalah Kepala Ekonom IMF dan penasihat pemerintah India.

Mulai bulan depan, ia akan menjabat sebagai Gubernur Bank Sentral.

Masyarakat berharap banyak padanya .

Tapi Geethanjali Nataraj mengatakan perbaikan tidak bisa berjalan dengan cepat.

“Meski dia tidak ragu-ragu, cerdas, tahu cara kerja ekonomi, dan apa yang harus dilakukan, ia mungkin harus berjuang menyingkirkan rintangan birokrasi. Ia mungkin akan kesulitan meyakinkan pemerintah untuk mereformasi kebijakannya .”

Menurut dia, kesempatan nyata berikutnya bagi sebuah awal baru bagi perekonomian India, akan terjadi setelah pemilihan umum tahun depan.

“Menurut saya semua orang sudah muak dengan inflasi, melambungnya harga, tidak adanya pertumbuhan, dan besarnya pengangguran. Angka kejahatan di India sangat tinggi. Bahkan angka kejahatan di New Delhi meningkat secara fenomenal, dimana naiknya jumlah kasus perampokan, penjambretan dan pemerkosaan. Ini terjadi karena masyarakat frustrasi. Mereka butuh pekerjaan karena tidak punya uang. Dan menurut saya situasi ekonomi secara keseluruhan saat ini sangat buruk bagi masyarakat umum.”





Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending