Bagikan:

Kekhawatiran Warga Meningkat Pasca Hilangnya Warga India di Irak

Tapi situasi di Irak menyulitkan pemerintah India karena banyak warganya yang dengan sukarela kini bergabung dalam konflik.

INDONESIA

Senin, 04 Agus 2014 11:13 WIB

Kekhawatiran Warga Meningkat Pasca Hilangnya Warga India di Irak

India, ISIS, jihad, negara Islam, Bismillah Geelani

Sambil menahan airmata, Ejaz Majeed bercerita tentang putranya Arif yang berusia 20 tahun.

“Ia meninggal rumah tanggal 24 Mei dengan alasan mau pergi belajar di rumah temannya. Ketika dia tidak pulang-pulang, kami pergi melapor ke kantor polisi. Tapi keesokan harinya dia menelpon dan mengatakan dia sedang berada di Bangdad.”

Agen perjalanan Saad Khan mengatakan Arif dan tiga pemuda lainnya melakukan tur tujuh hari mengunjungi tempat-tempat suci agama di Irak dan pada hari terakhir, mereka menghilang.

“Anggota lain yang ikut tur mengatakan mereka bersama dengan Arif dan tiga lainnya selama enam hari. Selama tur keempatnya bersikap biasa saja. Tapi pada hari terakhir, keempatnya bilang mau  pergi belanja dan tidak pernah kembali. Satu-satunya yang mereka bawa hanyalah paspor mereka.”

Polisi menyatakan mereka sedang menyelidikan apakah keempat pemuda itu bergabung dengan Militan Suni Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS.
   
ISIS telah menyerukan kepada para Muslim untuk mengunjugi Irak dan Suriah untuk membantu mereka mendirikan Negara Islam.

Tapi Majeed yakin putranya mungkin sedang mencari pekerjaan.
 
“Dia sedang kuliah saat ini dan dia sangat fokus belajar dan masuk kuliah dengan teratur. Dia anak yang lugu dan tidak perlu dikaitkan dengan semua ini.”
 
Hilal Ahmad adalah dosen di Pusat Kajian Pengembangan Masyarakat yang berbasis di New Delhi.

Dia mengatakan masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan apa motif para pemuda ini.

“Apakah kita punya bukti kuat kalau para pemuda itu benar-benar bergabung dengan ISIS? Banyak bukti yang menyatakan kalau mereka tidak bersalah dan kemungkinan terjebak di Irak seperti halnya para perawat. Tidak pantas untuk berspekulasi dalam masalah seperti ini.”

Meski penuh ketidakpastian... selama beberapa hari ini, surat kabar India memuat kisah mereka.

Artikel-artikel itu mengutip sumber-sumber intelijen dan aparat keamanan yang tidak disebutkan namanya, yang  menyatakan ketiga pemuda itu telah bergabung dengan militan di Irak dan Suriah.

Praveen Swami  adalah editor surat kabar Hindu.

“Irak menjadi semacam penyebab Jihad yang menarik orang dari berbagai penjuru dunia. Para anak muda ini mudah dieksploitasi. Mereka tertarik dengan propaganda online.”

Mayoritas Hindu India memiliki relasi yang kompleks dengan minoritas Muslim.
   
Dan Praveen Swami mengatakan dia khawatir dengan kelompok militan yang melakukan serangan di India.
 
“Banyak kelompok di dunia yang kini tergelincir kedalam anarkis. Kelompok jihad melakukan segala cara dan sejumlah anak muda bergabung ikut pelatihan mereka.  Ini sangat mengkhawatirkan karena anak-anak muda itu akan kembali satu hari nanti.”
 
Sebagai tanda adanya kepentingan nasional dalam kasus ini, Menteri Dalam Negeri India sudah bertemu dengan kerabat dari keempat pemuda tersebut.

Nalin Kohli adalah juru bicara partai berkuasa Bharatiya Janata atau BJP.

“Apa pun yang bisa mengancam keamanan India atau kedaulatan negara maka kebijakan strategis harus diambil. Kami juga harus tahu apakah kelompok yang dilarang di India, terlibat dalam kegiatan semacam ini di dalam negeri atau terkait dengan masalah ISIS ini.”

Pemerintah sudah memblokir akses ke video ISIS di internet.

Tapi ini sama sekali tidak menghentikan warga India untuk tidak terlibat dalam konflik itu.
 
Di New Delhi, ribuan warga Muslim Syiah mendaftarkan diri untuk pergi ke Irak dan berperang melawan ISIS.
 
Organisasi Syiah Anjuman-e-Haideri yang mempelopori gerakan ini.
 
Kelompok itu juga ingin meminta perusahaan penerbangan India untuk membawa ribuan sukarelawan ini ke Bagdad mulai Agustus ini.
 
Seorang guru berusia 35 tahun, Irfan Haider, adalah salah satu yang mendaftar.
 
“Mereka sudah membunuh pemimpin kami dan menghancurkan tempat suci kami. Perjuangan kami adalah melawan teroris dan memastikan pemerintah mendukung kami dan membiarkan kami pergi.”

Tapi banyak ulama Syiah dan Sunni khawatir konflik ini akan memicu ketegangan sektarian di dalam masyarakat India.

Pemimpin Syiah Mohsin Taqvi mendesak pemerintah untuk tidak mengeluarkan visa ke Irak.

“Situasi di Irak telah diberi warna sektarian oleh media Barat. Media  India juga mengangkat cerita yang sama dan menyebarkan kepanikan di sini. Tapi kenyataannya adalah ini bukan masalah sektarian. Ini adalah masalah dimana sekelompok orang mencoba untuk memaksakan kehendak mereka. Mereka tidak akan membela siapapun baik orang Syiah ataupun Sunni. Kita tidak boleh membiarkan kesalahpahaman dan propaganda ini merusak kerukunan di sini.”

Belum jelas langkah apa yang akan diambil pemerintah mengatasai masalah ini.
 
Untuk saat ini, Kementerian Luar Negeri sudah mengeluarkan peringatan perjalanan yang meminta warga India menghindari bepergian ke Irak.
 


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending