Bagikan:

Sengketa Wilayah dan Hak Penangkapan Ikan di Laut Cina Selatan

Filipina memastikan akan menuntut penjaga pantai yang menembak mati seorang nelayan Taiwan saat patroli laut.

INDONESIA

Jumat, 02 Agus 2013 18:48 WIB

Sengketa Wilayah dan Hak Penangkapan Ikan di Laut Cina Selatan

Filipina, Taiwan, Laut Cina Selatan, sengketa perairan, Jofelle Tesorio

Filipina memastikan akan menuntut penjaga pantai yang menembak mati seorang nelayan Taiwan saat patroli laut.

Kasusnya terjadi bulan lalu di Laut Cina Selatan, sebuah daerah sengketa yang diperebutkan banyak negara termasuk Filipina dan Taiwan.

Pembunuhan itu memicu kemarahan di Taiwan. Presiden Taiwan menggambarkan peristiwa itu sebagai ‘pembunuhan berdarah dingin’.

Taiwan menolak menerima permintaan maaf dari Filipina dan mengatakan permohonan itu kurang tulus.

Palawan merupakan pusat wilayah sengketa karena kedekatannya dengan Laut Cina Selatan. Dan penjara provinsi Palawan dipenuhi nelayan Cina dan Vietnam. 

Kami tidak bisa mendapatkan akses untuk berbicara dengan mereka ... mereka tidak bisa bahasa Inggris dan hanya mau bicara dengan pengacaranya.

Sipir penjara Ramon Espina mengatakan banyak nelayan asing keluar masuk penjara.

“Kami punya tahanan 12 nelayan Vietnam dan 12 nelayan Cina di penjara provinsi Palawan ini. Nelayan Vietnam ditahan sejak 2012 sedangan nelayan asal Cina ada di sini baru tahun ini.” 

Kapal Cina ditangkap di area taman nasional laut, membawa berton-ton trenggiling yang sudah mati dan dikuliti. Di Filipina, trenggiling termasuk spesies yang dilindungi.

Sementara nelayan Vietnam ditangkap persis di batas situs kelautan yang masuk daftar perlindungan Badan PBB UNESCO.

Sipir penjara Espina mengatakan mereka telah melanggar hukum di Filipina.

“Biasanya pelanggaran warga negara asing di perairan kita itu melanggar Pasal 87 soal memasuki wilayah, dan Pasal 97, soal menangkap spesies langka atau hasil laut tanpa izin yang sesuai... Semua warga negara asing yang ditangkap di perairan kita akan dituntut dan Komite Nasional Pendatang Ilegal tidak akan melepaskan mereka tanpa mengajukan tuntutan yang sesuai. “

Banyak yang mengklaim perairan itu – Cina, Filipina, Taiwan, Vietnam, Malaysia dan Brunei.

Dan ada banyak kasus nelayan asing yang melintasi perbatasan dan menangkap ikan tanpa izin.

Penjaga laut Filipina berada di garda terdepan.... tapi mereka harus berhati-hati saat menerapkan hukum, kata juru bicara penjaga pantai Palawan, Letnan Greanata Jude.

“Pada dasarnya, kita berusaha bersikap sangat hati-hati dan penuh toleransi. Dalam aturan disebutkan kami hanya menggunakan senjata jika diperlukan seperti jika ada ancaman terhadap keselamatan personel di atas kapal kami atau keamanan kapal kami.”

Dalam kasus penembakkan nelayan Taiwan baru-baru ini, penjaga pantai Filipina bersikukuh kalau itu adalah kecelakaan.

Nelayan lokal Wilfredo Anadeo yakin kalau penjaga pantai hanya mempertahankan wilayah negara.

“Menurut saya petugas tidak punya pilihan selain menembak mereka. Langkah ini untuk mencegah mereka memasuki wilayah kami karena itu adalah milik kami. Ini seperti saat ada pencuri masuk rumah kita.”

Tapi karena besarnya tekanan dari Taiwan, penyelidik Filipina merekomendasikan penuntutan terhadap penjaga pantai yang terlibat dalam penembakan itu.

Kembali Letnan Greanata Jude.

“Kami masih akan memastikan kalau semangat para personel kami masih utuh, terlepas apa yang terjadi di luar. Selama itu ada dalam tugas kami, kami harus menjaga moral para personel sehingga kami bisa melaksanakan tugas dengan baik.”

Sejak 1995, pemerintah Palawan telah menangkap lebih dari 1000 nelayan asing di dalam wilayah perairan Palawan.

Angelique Songco, Direktur Taman Laut Tubbataha, mengatakan para nelayan itu tertarik dengan melimpahnya hasil laut di sana.

Dan dengan makin menipisnya sumber daya laut, nelayan dari negara tetangga siap untuk mengambil risiko demi melintas batas teritorial.

“Dengan adanya masalah ini dan tantangan yang muncul, membuat kami memikirkan kembali posisi kami. Dan saya masih yakin kami bisa. Jika kami menempatkan lebih banyak orang, kami akan mampu melindungi taman laut ini. Kami sudah melakukannya selama satu dekade ini.”

Pemerintah Taiwan kini sedang mendorong kesepakatan soal penangkapan ikan dengan Filipina dalam wilayah sengketa.

Banyak yang yakin ini bagian dari kesepakatan pasca peristiwa penembakan.


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending