Bagikan:

Semrautnya Sistem Alamat di Afghanistan

Para tukang pos di Afghanistan tidak hanya khawatir dengan perang sipil yang masih berlangsung... tapi juga pusing dengan pencarian alamat karena di Kabul, jalan kerap tak bernama atau rumah tak punya nomor yang jelas.

INDONESIA

Selasa, 20 Agus 2013 10:41 WIB

Author

Ghayor Waziri

Semrautnya Sistem Alamat di Afghanistan

Afghanistan, layanan pos, GPS, Ghayor Waziri

Para tukang pos di Afghanistan tidak hanya khawatir dengan perang sipil yang masih berlangsung... tapi juga pusing dengan pencarian alamat.

Tak mudah mengirimkan surat di Afghanistan karena di Kabul, jalan kerap tak bernama atau rumah tak punya nomor yang jelas.

Muhammad Rahim Khaksar adalah seorang tukang pos berusia 46 tahun.

Dia tiba di kantor pos dengan sepeda tuanya.

Dia sudah bekerja sebagai tukang pos selama 10 tahun terakhir dan setiap hari ia menjemput dan mengantarkan surat.

“Surat ini datang dari Iran, untuk Bapak Ghulam Nabi di distrik Dasht e Barchi di Jalan Grave. Nama jalan ini tidak terkenal dan di surat ini juga tidak tertera nomor rumah. Saya harap saya bisa menemukan alamat ini.”

Ia mengayuh sepedanya di bawah terik matahari untuk mencari alamat itu.

Setiap kali, ia berhenti untuk menanyakan arah.

Seorang penjaga toko mengatakan ini betul Jalan Grave, tapi dia tidak tahu rumah yang kami cari.

Setelah mencari, bertanya dan mengetuk pintu beberapa rumah, kami tak kunjung menemukan kediaman Ghulam Nabi.

Setelah berupaya satu jam, akhirnya kami menemukan orang yang kami cari dan memberikan surat kepadanya.

“Surat ini datang dari saudara saya di Iran. Kami saling berhubungan lewat surat karena lebih aman dan murah. Kami cukup puas dengan layanan pos di Afghanistan.”

Tukang pos Muhammad Rahim Khaksar mengaku ini adalah pengiriman yang normal.

“Kami pernah dapat surat dari Amerika Serikat. Di amplopnya hanya tertulis kepada Muhammad Husain di Dasht e Barchi. Hanya itu. Padahal Dasht e Barchi itu daerah yang luas. Bagaimana kami bisa menemukan alamat itu kalau di daerah itu ada ribuan orang dengan nama yang sama?”

Nike Muhammad, 54 tahun, sudah jadi tukang pos selama lebih dari 30 tahun.

Suatu kali ia pernah membutuhkan waktu lima hari untuk mengantarkan 1 surat.

“Kami mencoba semua cara agar bisa menemukan alamat surat dan mengirimkannya dalam beberapa hari. Jika kami tidak bisa menemukan alamat penerima, surat akan kami kembalikan si pengirim. Ini sudah sering terjadi.”
 
Penduduk Kabul mencapai 5 juta jiwa sekarang lantaran banyak orang melarikan diri dari konflik di pedesaan atau mencari kerja.

Tapi banyak perpindahan itu yang terjadi secara ilegal.

Saat ini pemerintah sedang berusaha mengatur situasi ini.

Mereka menyiapkan sistem alamat yang komprehensif dengan memberi kode pada semua nama dan rumah, serta dipetakan menggunakan GPS.

Mohammad Naseem Rahimi, kepala kantor pos Afghanistan.

“Jika proyek ini dilaksanakan, semua alamat dan peta akan dimodifikasi. Tukang pos kami akan punya pegangan peta sehingga tidak akan kesulitan lagi menemukan alamat.”

Dan tukang pos seperti Nike Muhammad dan rekan-rekannya menantikan hari itu segera tiba.


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending