Bagikan:

Perusahaan Tembakau Menentang Aturan Peringatan Kesehatan Thailand

Pemerintah Thailand dituntut beberapa perusahaan tembakau internasional dan ratusan pedagang eceran karena mengeluarkan peraturan baru soal peringatan kesehatan yang ukurannya makin besar di bungkus rokok.

INDONESIA

Jumat, 02 Agus 2013 18:46 WIB

Perusahaan Tembakau Menentang Aturan Peringatan Kesehatan Thailand

Thailand, tembakau, peringatan kesehatan, kesehatan, Radio Australia

Beberapa perusahaan tembakau internasional dan ratusan pedagang eceran menuntut pemerintah Thailand.

Tuntutan diajukan pada Kementerian Kesehatan Kerajaan yang mengeluarkan peraturan baru soal peringatan kesehatan yang ukurannya makin besar di bungkus rokok.

Thailand sudah menerapkan aturan pemasangan foto yang besar dan dramatis di bungkus rokok, berupa penyakit-penyakit yang disebabkan rokok.
 
Gambar ini memenuhi setengah kemasan.
 
Dan aturan baru memperbesar ukuran gambar ini hingga 85 persen. Ini akan jadi peringatan bergambar terbesar di dunia pada bungkus rokok.
 
Bungon Ritthiphakdee adalah Direktur Alisansi Pengawasan Tembakau Asia Tenggara.
 
Kata dia, Thailand sudah menandatangani Konvesi Kerangka Kerja Pengawasan Tembakau WHO, yang merekomendasikan penggunaan peringatan bergambar.

“Kami yakin ukuran gambar yang makin besar makin baik. Karena perokok di Thailand masih berpendidikan rendah dan sebagian besar perokok di daerah pedesaan masih buta huruf.”
 
Thailand mulai menerapkan peringatan bergambar pada 2005, menjadi negara ke-4 di dunia dan ke-2 di ASEAN yang melakukan ini.
 
Namun perusahaan tembakau menolak penambahan ukuran peringatan terbaru itu.
 
Philip Morris adalah produsen rokok Marlboro, merek rokok dengan penjualan terbesar di dunia, juga beberapa merek lokal yang populer di Indonesia dan Filipina.
 
Mereka mengajukan gugatan hukum, menuduh Kementerian Kesehatan Thailand tidak menghormati aturan hukum dan memaksakan ‘persyaratan yang tidak logis yang akan mengubah pasar secara signifikan.’
 
Dalam pernyataan pers mereka ditambahkan:
 
“Pada akhirnya, persyaratan ini bukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang resiko merokok. Kementerian membebaskan setengah dari produk tembakau yang dijual di Thailand dari peringatan baru ini. Bukankah itu tidak masuk akal? Dalam pandangan kami, ini adalah tindakan sewenang-wenang.”

Perusahaan Japan Tobacco, yang berbasis di Tokyo, dikabarkan juga ikut menggugat. Begitu pula dengan Asosiasi Perdagangan Tembakau Thailand yang mewakili 1400 pengecer.
 
Di Australia, Philip Morris kalah dalam kasus kemasan rokok polos yang kontroversial dan pertama di dunia.

Bungon Ritthiphakdee mengatakan standar Australia akan menjadi tujuan akhir dari kampanye anti-rokok di Thailand.
 
“Pada prinsipnya peringatan terbaik adalah yang dibuat Australia di mana industri tembakau tidak boleh memilih merek dagang. Jadi kami akan mengarah ke situ. Sehingga bisa melakukan hal yang sama seperti Australia. Kami berharap program pengendalian tembakau yang komprehensif yang dijalankan pemerintah sekarang, termasuk adanya peringatan bergambar akan menaikkan harga rokok dan pajak tembakau. Selain itu dengan adanya larangan total terhadap iklan rokok, akan membantu kita untuk mengurangi perokok di Thailand.”
 
42 persen laki-laki Thailand adalah perokok dan jumlah anak muda perokoknya juga sama dalam beberapa tahun ini.
 
Undang-undang baru ini akan berlaku efektif pada Oktober mendatang dengan menyisakan hanya 15 persen kemasan untuk mencantumkan nama merek dan logo. Sementara untuk tindakan hukumnya diperlukan waktu sedikitnya 10 bulan.


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending