Cina telah menghentikan impor semua produk susu dari Selandia Baru setelah bakteri penyebab botulisme ditemukan di beberapa produknya.
Perusahaan produk susu raksasa Fonterra menyatakan telah menjual konsentrat protein whey yang tercemar, yang digunakan dalam susu formula, kepada pengimpor dari Australia, Cina, Malaysia, Vietnam, Thailand dan Arab Saudi.
Dan Cina adalah pasar terbesar Fonterra.
Para orangtua di Cina lebih percaya produk susu formula impor ketimbang produksi lokal.
Lima tahun lalu terjadi skandal susu tercemar di Cina – menewaskan 6 bayi dan ratusan ribu lainnya sakit akibat mengkonsumsi susu yang tercemar melamin.
Perusahaan asal Selandi Baru, Fonterra, secara tak langsung ikut terlibat. Fonterra adalah pemegang saham perusahaan Cina, Sanlu, yang menambahkan melamin dalam susu formula.
Kini Fonterra terlibat hal serupa – dan mereka dikritik lantaran tak segera terbuka soal ini.
Perdana Menteri John Key sampai menaruh perhatian khusus soal ini.
”Anda akan berpikir mereka bakal melakukan pencegahan pada hal semacam ini. Dan jika pengujian dilakukan dengan cara yang aneh, maka itu akan dilakukan sampai mereka benar-benar yakin. Sekarang, itu adalah hal yang harus dijawab sang direktur.”
Direktur Fonterra, Theo Spierings, langsung terbang dari Eropa ke Beijing untuk mengadakan konferensi pers.
Bagi dia, memenangkan hati para konsumen adalah persoalan penting.
“Kami menyampaikan permohonan maaf sedalam-dalamnya kepada orang-orang yang terkena imbas isu ini dan kami menjamin kalau produk itu aman. Dan keamanan rakyat Cina dan seluruh dunia merupakan perhatian kami yang utama. Kami sangat menyesal muculnya kesuliatan dan kecemasan yang disebabkan masalah ini.”
Ini adalah kali pertama wakil perusahaan tampil – sebelumnya mereka hanya membuat pernyataan di laman internet mereka.
Di sana disebutkan kalau belum ada laporan soal penyakit akibat produk tercemar, untuk minuman olahraga sampai pakan ternak.
Kontaminasi terbatas pada jenis protein susu tertentu, tapi sejumlah negara tak mau ambil resiko. Penyakit botulisme memang jarang ditemui, tapi dampaknya sangat serius dan bisa berakibat fatal.
Scott Gallacher adalah pejabat sementara di Kementerian Industri Primer Selandia Baru.
“Beberapa negara menutup pasarnya untuk kami. Rusia misalnya, memberlakukan larangan sementara pada semua produk susu asal Selandia Baru.”
Protein tercemar itu juga dijual ke Malaysia, Vietnam, Thailand, Arab Saudi dan dikirim ke pabrik Fonterra di Australia.
Fonterra adalah perusahaan dan eksportir terbesar di Selandia Baru – sekaligus eksportir produk susu terbesar di dunia.
Nathan Penny, ekonom Westpac Selandia Baru mengatakan, harga saham perusahaan itu langsung jatuh ketika pasar pertama kali mendengar berita itu.
“Biasanya sekitar 58 ribu rupiah, lalu langsung turun menjadi 53 ribu rupiah. Dan setelah itu naik sedikit jadi 55 ribu. Ini pukulan yang cukup besar.”
Apa yang dialami Fonterra bisa jadi tak segera usai.
Kantor berita Xinhua Cina mengatakan, kantor karantina dan pemeriksaan juga mengeluarkan peringatan konsumen terhadap 3 jenis produk susu Karicare, yang diproduksi Nutricia asal Selandia Baru.
Produk tercemar itu ternyata diimpor secara ilegal ke Cina, dan menurut kantor karantina, barang-barang itu masuk negara itu lewat jalur tidak berdokumen.
BACA JUGA: Beras China Terkontaminasi Kadmium Tingkat Tinggi
Perusahaan Selandia Baru Minta Maaf Soal Susu Terkontaminasi di Cina
Cina telah menghentikan impor semua produk susu dari Selandia Baru setelah bakteri penyebab botulisme ditemukan di beberapa produknya.

INDONESIA
Selasa, 13 Agus 2013 12:57 WIB


Cina, susu tercemar, Fonterra, botulisme, Radio Australia
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai