Badan Urusan Perumahan Singapura meluncurkan sebuah proyek langka - 'kampung' vertikal.
Kompleks terpadu ini akan mulai dibangun tahun depan dan dijadwalkan selesai pada 2017.
Selain toko-toko dan pusat jajanan, di kompleks ini nanti juga akan tersedia fasilitas kesehatan dan penitipan anak.
Dr Cheong Koon Hean, Kepala Dewan Perumahan dan Pembangunan Singapura (HDB), adalah yang bertanggung jawab menyediakan perumahan bagi 80 persen penduduk Singapura.
Sen Lam dari Radio Australia berbincang dengannya soal ini.
“Kami adalah otoritas perumahan umum yang menyediakan rumah bagi 83 persen penduduk Singapura. Mereka tinggal di sekitar satu juta flat di 23 kota. Jadi HDB ini tidak hanya perencana utama dan pengembang perumahan rakyat. Kami juga merancang kota dan menyediakan fasilitas komersial, sosial dan rekreasi. Dan kami ingin membuat kota yang dirancang dengan baik, berkelanjutan, dan berpusat pada masyarakat.”
“Dan ini proyek yang langka karena merupakan proyek kerjasama, yang dikerjakan HDB bersama Departemen Kesehatan. Tujuannya untuk menyediakan berbagai layanan di dalam satu gedung yang sama.”
Q: Ciri khas kampung adalah kedekatan masyarakatnya. Bagaimana pengembang bangunan bertingkat bisa menciptakan suasana seperti itu?
“Dalam konsep kampung, letak rumah yang berdekatan dan ada berbagai macam fasilitas di sana. Masyarakat saling berbagi, berbaur dan terikat. Konsep ini yang kami bawa ke dalam bangunan bertingkat. Jadi saya pikir konsep kampung ini tidak terlalu berhubungan dengan fisik bangunan tapi lebih pada semangat kebersamaannya.”
Q: Integrasi dan rasa berkomunitas adalah nilai jual utama – semuanya berada di bawah satu atap. Jadi sebenarnya apa beda konsep kampung vertikal ini dengan perumahan yang sudah dibuat HDB?
“Rata-rata perumahan HDB dibangun terpisah dengan fasilitas seperti rumah sakit, tempat bermain anak, atau pusat jajanan. Tapi di sini, kami mencoba menyatukan semuanya dalam satu bangunan. Ada dua blok rumah jompo. Juga ada toko dan supermarket. Pilihannya beragam sesuai selera orang Singapura. Selain itu, ada fasilitas sosial dan kesehatan, seperti pusat penitipan anak dan pusat kegiatan bagi orang tua. Di sini ada layanan fisio-terapi dan layanan terapi okupasi dan jasa perawatan. Dan di lantai gedung paling atas, akan dibuat ruang serba guna, yang bisa digunakan semua penghuni untuk mengadakan berbagai acara.”
Q: Bagaimana cara Anda memupuk rasa keintiman dan rasa tinggal di kampung dalam gedung tinggi ini?
“Jadi misalnya, ada ruang terbuka di lantai dasar. Masyarakat bisa membuat kegiatan di sana, bahkan mengadakan makan malam bersama. Di sana, penghuni juga bisa mengadakan perayaan dan festival. Karena bangunannya tinggi, kami akan membuat kebun dan taman di atap. Di sana Anda bisa berkebun bersama. Dan kenyataannya, banyak orang Singapura membentuk kelompok yang kita sebut 'The Community in Bloom', atau komunitas yang berkembang, yang berkebun di gedung-gedung tinggi.”
“Dan Anda juga akan menemukan kalau rumah jompo berdekatan letaknya dekat pusat penitipan anak. Para orang tua itu bisa membantu di pusat penitipan anak, seperti membacakan buku untuk anak-anak. Kami selalu merancang banyak fasilitas untuk berbagai generasi di tempat yang berdekatan. Anda mungkin akan menemukan taman bermain bersebelahan dengan tempat olahraga, sehingga orang tua dan anak muda bisa berbaur. Jika Anda datang ke Singapura dan berjalan-jalan, Anda akan melihat apa yang saya maksud.”
Kampung Vertikal ala Singapura

INDONESIA
Sabtu, 17 Agus 2013 16:39 WIB

Singapura, rencana perkotaan, Dewan Perumahan dan Pembangunan Singapura, Radio Australia
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai