Bagikan:

Ini bulan puasa yang berat bagi 200 ribu penganut Ahmadiyah di Indonesia. Sebagian besar dari mereka harus melaksanakan ibadah dalam ketakutan.

INDONESIA

Sabtu, 03 Agus 2013 14:47 WIB

Indonesia, ahmadiyah, Masjid Al Misbah disegel, Bekasi, KBR68H

Selama bulan puasa, semua Muslim melaksanakan kewajiban agamanya.

Termasuk 200 ribu penganut Ahmadiyah di Indonesia.
 
Tapi kebanyakan dari mereka melakukannya dalam ketakutan...

Komunitas Ahmadiyah di penjuru negeri ini kerap diserang kelompok Muslim garis keras karena tidak mengikuti ajaran Islam arus utama.

Di Bekasi Jawa Barat, Pemerintah belum lama ini menyegel Masjid mereka.
 
Mubarakah Nusrad yang berusia 26 tahun tinggal persis di sebelah Masjid Al Misbah yang disegel di Bekasi, Jawa Barat.

“Tetangga apa lagi, tadinya baik ke saya, setelah rumah tahu diseng begini, kan rada acuh, beda lah. Tetangga di sini, orang orang di sini. Ya enggak kayak dulu, sebelum diseng, sebelum ada plang segel, sebelum ada plang pemberhentian itu.”

Masjid ini sempat diancam FPI.

Dan sejak Februari lalu, mesjid sudah tiga kali digembok Pemerintah Bekasi.

April lalu, pemerintah memasang pagar seng agar Jemaah Ahmadiyah tidak bisa masuk ke Masjid.

Di luar mesjid terpasang tulisan: “Pemerintah Bekasi menghentikan aktivitas jemaah Ahmadiyah di Kota Bekasi”.

Ketua Jamaah Ahmadiyah Bekasi, Rahmat Rahmadidjaja, mengatakan mereka kerap diancam setelah kejadian itu.

“Ya biasanya kan gini, sebelum puasa itu kami mengadakan buka puasa bersama. Kita mengundang masyarakat di sini, RT, RW, kita buka puasa bersama di sini, ya kita saling bermaaf maafan lah memasuki ibadah puasa. Kemudian kami juga melakukan kegiatan sosial membagikan sembako. Kami ingin beramallah berbagi dengan yang lain di sini. Dengan kejadian ini terasa sekali kami melakukan amal baik pun merasa terhalangi.”

Salah satu tetangga mereka adalah Hartinah yang berusia 42 tahun kini membatasi interaksinya dengan orang Ahmadiyah.

“Suka ini ngajak buka bersama, suka ngundang. (Ibu pernah ikut?) Pernah dulu. Pernah diundang juga. Kita kan belum tahu soal gitu, belum rame rame gitu, kan. (Kalau seandainya sekarang diundang lagi?) Takut. Ntar takut ada kenapa kenapa. Kan, dulunya ada rame rame gitu, jadi takut. (Takutnya kalau ketangkep?) Iya, namanya udah dilarang gitu, kan, kita takut juga lah was was.”

Pada 2008 lalu, pemerintah Indonesia mengeluarkan SKB 3 menteri yang membekukan aktivitas pengikut Ahmadiyah.

Human Rights Watch menyatakan SKB itu kerap dijadikan dasar untuk menyerang dan melanggar hak komunitas Ahmadiyah.

Ini membuat posisi penganut Ahmadiyah sangat rentan....

Waktunya sholat Maghrib. Sekitar 10 polisi berjaga di luar Masjid.

Mereka membiarkan jemaah Ahmadiyah menggunakan masjid itu setelah sebelumnya mengajukan beberapa pertanyaan, kata Maulana, koordinator keamanan Jemaah Ahmadiyah Indonesia.

“Biasanya mereka selalu bertanya berapa jumlah yang hadir, kedua kendaraan berapa banyak motor maupun mobil, ketiga tema, tema apa yang dikhutbahkan dan siapa pengkhutbahnya. Itu hal yang selalu ditanya setiap mereka datang jadi mulai dari tema khutbah, siapa yang khutbah, berapa jumlah anggota yang hadir, jumlah kendaraan mobil maupun motor, dan selesai dan mulai dari jam berapa. Sekedar bertanya aja alasannya untuk laporan ke pimpinannya bahwa pimpinan selalu meminta itu. Setiap polisi yang piket maupun mobile itu selalu menanyakan itu.”

Tapi supaya aman, mereka tetap menempatkan anggotanya di luar kata jemaah Ahmadiah setempat, Rahmat Rahmadidjaja.

“Dalam kegiatan sholat tarawih pun setiap malam ini kami selalu ada penjagaan dari pihak kami. Pemuda pemuda Ahmadiyah menjaga di luar. Karena selalu ada aja yang memata matai kegiatan kami, katanya, kan, itu sudah digembok, sudah disegel, dipasang seng, masih aja kegiatan. Ya padahal itu, kan, tugas kami untuk meramaikan, memuliakan masjid, kan, begitu dengan melaksanakan ibadah.” 

Nurmaningsih, 60 tahun, ikut menyaksikan penyegelan Masjid tahun ini.

Ia dan suaminya termasuk orang yang berinisiatif membangun Masjid tersebut.

Ia akan terus beribadah di sana meski ada serangan maupun penyegelan.
 
“Sekarang, ya, sebetulnya bagi kami si, kalau saya pribadi enggak ada masalah. Artinya biar digembok atau gimana saya tetap datang. Karena bagaimana, ya, ini kan maslah kita sama Allah, ya, enggak bisa dibendung sama manusia. Itu prinsip kami itu. Rasanya enggak ada salahnya kok kita. Cuman menjalankan ibadah saja di sini. Menjalankan ibadah sesuai dengan syariat Islam, tuntutan Rasulullah SAW.”

Jemaah Ahmadiyah telah mengajukan gugatan hukum terhadap Walikota Bekasi karena menyegel mesjid mereka dan menyatakaan itu tindakan melanggar hukum.

Sementara itu, Walikota Bekasi dan ulama setempat berencana mengirimkan petisi pada Presiden Yudhoyono agar melembagakan pelarangan nasional terhadap Ahmadiyah.


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending