Bagikan:

Jokowi: Kita Kuat Karena Bersatu, Kita Bersatu Karena Kita Kuat!

Untuk kali pertama dalam sejarah demokrasi di Indonesia, negeri ini dipimpin seorang presiden yang bukan berasal dari militer atau elit politik.

INDONESIA

Sabtu, 26 Jul 2014 11:47 WIB

Jokowi: Kita Kuat Karena Bersatu, Kita Bersatu Karena Kita Kuat!

Indonesia, pilpres, presiden terpilih, Jokowi, Rebecca Henschke

Musisi berusia 40 tahun, Marzuki Mohammad alias Kill the DJ memberikan suaranya untuk kali pertama pada pemilu ini.

Sebelumnya, dia seperti juga banyak orang di generasinya, merasa tidak ada seorang pun yang layak untuk dipilih.

Selama 16 tahun demokrasi, gambar surat suara didominasi anggota militer dan elit politik. 

Tapi ia melihat Joko Widodo atau Jokowi sebagai sosok yang bisa dia percayai.

Dia menulis sebuah lagu rap tentang Jokowi yang kemudian dijadikan lagu wajib para pendukung Jokowi.

“Ya ini pemilihan krusial dan akan dikenang sepanjang masa, untuk diriku sendiri dan Indonesia akan menjadi sejarah yang luar biasa. Ini titik krusial. Aku merasa sudah malas karena demokrasi tersandera oleh oligarki. Dan aku pikir rakyat juga sudah banyak yang malas. Kemudian ya inilah kesempatannnya kita harus turun berperang melawan para koruptor, para maling, oligarki dan mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat sebagaimana demokrasi seharusnya.”

Ia juga mengungkapkan kekhawatirannya bila capres Prabowo Subianto yang menang.

Prabowo merupakan sosok yang kontras dibandingkan Jokowi. Dia adalah bekas Danjen Kopassus saat Soeharto berkuasa.

Prabowo dipecat dari kemiliteran karena dianggap bertanggung jawab atas penculikan aktivis mahasiswa di saat-saat terakhir Soeharto berkuasa tahun 1997/1998.

Marzuki yakin Prabowo akan membawa Indonesia kembali ke masa orde baru.

“Ya ada banyak masalah di masa lalunya terutama sebelum 98 banyak pelanggaran banyak penculikan. Aku nga mau peduli konspirasinya siapa saja jenderal yang terlibat. Tapi aku nga mau negara ini dibangun diatas kebohongan demi kebohongan. Harus lebih tranparan dan biar lukanya benar-benar sembuh. Kita bisa memaafkan semuanya tapi kita tidak boleh melupakan itu.”

Kampanye Prabowo Subianto didanai oleh dua orang terkaya di Indonesia yaitu adiknya, Hashim Djojohadikusumo, dan Ketua Partai Golkar, Abu Rizal Bakrie.

Sementara sebagian besar dana kampanye Jokowi berasal dari para pendukungnya.

Untuk kali pertama masyarakat Indonesia menyumbang untuk biaya kampanye Jokowi.

Sastrawan ternama Goenawan Mohammad mengatakan dia tidak pernah melihat masyarakat begitu intens terlibat dalam politik.

“Ada dua hal paling tidak dalam pemilu ini menurut saya yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Pertama terlibatnya berjuta-juta orang dengan instens dalam proses politik. Yang kedua relawan. Lahirnya orang-orang terutama di kelompok Jokowi mau menghabiskan waktu dan uang dan energinya untuk cita-cita bersama. Sementara selama ini ada Sinicism bahwa apa peduli kita, semua bisa dibayar, dibeli. Ini dibuktikan tidak. Karena saya selama ini agak pesimistis tapi melihat ini saya mendapatkan harapan baru dan tiba-tiba banyak orang merasa this is a very good nation.”  

Jokowi meminta para pendukungnya untuk tidak merayakan kemenangan ini secara berlebihan.

Di atas sebuah kapal di Pelabuhan Sunda Kelapa, ia menyerukan agar masyarakat untuk bersatu.

“Joko Widodo dan Jusuf Kalla, menyerukan kepada saudara-saudara sebangsa dan setanah air untuk kembali ke takdir sejarahnya sebagai bangsa yang bersatu; bangsa yang satu, bangsa Indonesia. Pulihkan kembali hubungan keluarga dengan keluarga, tetangga dengan tetangga, serta teman dengan teman yang sempat renggang.”

Pemilu kali ini bisa jadi Pemilu yang paling memecah belah selama sejarah demokrasi di Indonesia.

Prabowo melakukan kampanye yang efektif dan rapi dan hanya kalah tipis dari Jokowi.

Sesaat sebelum hasil resmi diumumkan, Prabowo Subianto menyatakan menarik diri dari proses penghitungan suara dan menyebut proses ini tidak demokratis.

“Telah terjadi kecurangan masif, terstruktur dan sistematis pada pelaksanaan pemilu 2014. Maka kami capres dan cawapres Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa akan menggunakan hak konstitusional kami yaitu menolak pelaksanaan Pilpres 2014 yang cacat hukum. Dan dengan demikian kami menarik diri dari proses yang sedang berlangsung.”

Di barisan depan, Ibu Warni dan suaminya mendengarkan pidato Prabowo. Mereka memakai pakaian berwarna merah dan putih. Sementara putra mereka yang berusia 5 tahun tahun memakai baju tentara dan pin Prabowo.

“Protes. Kan masih ada MA, MK, dilihat rekening-rekeningnya Jokowi, banyak kecurangan. Nga mungkin kalau dilihat dia bisa jadi presiden kalau nga didukung kecurangalah istilahnya.”

Dia mengaku keluarganya tidak akan menerima Jokowi sebagai presiden.

“Nga pantaslah dia memimpin negara. Dilihat dari muka aja nga pantas. Saya terus terang keberatan. Nga ada jasanya sama sekali di negara. Dia kan orang dari Jawa dibawa ke Jakarta. Cuma Bapak Prabowo aja yang punya istilahnya mengabdi sama negara sudah lama.”

Berdasarkan UU Pemilu, Prabowo bisa mengajukan gugatan hasil pilpres ke Mahkamah Konstitusi.

Meskipun ada beberapa kasus penyimpangan, sebagian besar pengamat internasional menyatakan ini adalah pemilu yang bebas dan adil.

Dan untuk kali pertama, KPU mempublikasikan hasil rekapitulasi suara dari ribuan TPS di website resmi mereka.

Ada juga sebuah proyek inisiatif warga, kawalpemilu.org yang menarik sekitar 700 relawan.

Mereka mengunduh formulir-formulir dari KPU dan melakukan penghitungan sendiri.

Wandy Tuturoong bekerja sebagai konsultan di Jakarta --- ia meluangkan sebagian waktunya untuk memantau proses pemungutan suara.

“Saya dan teman-teman sebetulnya terkejut bahwa ini bisa dilakukan. Sebetulnya saat kita memutuskan jadi relawan kita tidak berpikir prosesnya akan setranparan ini. Karena tahun 2009 saja kita sampai sekarang sebetulnya tidak bisa memverifikasi hasil di setiap tempat pemungutan suara. Yang kita kenal dengan formulir C1. Ada yang bilang hilang ada yang bilang terbakar. Sampai sekarang gelap. Nah sekarang hal itu tidak bisa lagi terjadi karena tranparansi yang sudah dilakukan KPU.”\

Semua mata kini tertuju pada Joko Widodo.

Seorang pria yang dibesarkan di sebuah gubuk bambu di pinggiran sungai kini menjadi presiden salah satu negara demokrasi terbesar di dunia.

Tugas pertama Jokowi adalah menyatukan bangsa ini sebelum mengambil berbagai langkah untuk mengatasi isu-isu seperti korupsi yang merajalela, tingginya angka pengangguran dan infrastruktur yang rusak di Indonesia

“Pemilihan Umum Presiden kali ini memunculkan optimisme baru bagi kita, bagi bangsa Indonesia. Mulai sekarang, petani kembali ke sawah. Nelayan kembali melaut. Anak kembali ke sekolah. Pedagang kembali ke pasar. Buruh kembali ke pabrik. Karyawan kembali bekerja di kantor. Lupakanlah nomor 1 dan lupakanlah nomor 2, marilah kembali ke Indonesia Raya. Kita kuat karena bersatu, kita bersatu karena kita kuat!”


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending